BANYUWANGI- Pandemi Covid-19 berpengaruh pada dunia pendidikan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bahkan ada sebanyak 144 siswa di Banyuwangi berhenti sekolah selama pandemi.
Plt Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Suratno merincikan, dari ratusan anak yang putus sekolah, paling mendominasi adalah siswa jenjang SMP.
"Siswa SD 29 anak, dan 115 siswa SMP," sebut Suratno, Kamis (16/9/2021).
Dia mengatakan, penyebab anak putus sekolah di Banyuwangi dikarenakan faktor ekonomi keluarga akibat dampak pandemi Covid-19.
"Kedua demotivasi atau beberapa anak karena sekolah di masa pandemi ini banyak dilakukan di rumah, mereka merasa seperti tidak sekolah dan terpaksa keluar dari sekolah," sambungnya.
Meski begitu, Dinas Pendidikan akan berupaya mendorong agar anak yang putus sekolah bisa sekolah kembali.
Adapun upaya Dinas Pendidikan Banyuwangi menguatkan dengan program zero drop out. Hal ini guna menekan kecenderungan anak putus sekolah.
"Kepala sekolah dan bapak ibu guru, kami dorong sejauh mungkin mempertahankan anak-anak yang sudah drop out kembali ke sekolah," katanya.
Selain itu, lanjut Suratno, jika kendalanya biaya bisa di hentaskan melalui berbagai program afirmasi yang dimiliki Dinas Pendidikan. Diantaranya Siswa Asuh Siswa maupun Sekolah Asuh Sekolah (SAS), Program Indonesia Pintar (PIP), uang saku, dan program uang transport.
"Bagi yang masih sekolah tentu terus dimotivasi, kalau ada anak-anak yang rentan putus sekolah segera dilakukan penanganan. Walaupun terpaksa anak keluar dari pendidikan formal, juga tetap kita minta didampingi, minimal bisa melanjutkan ke kejar paket," tandasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi