SUARA INDONESIA

Mengenal Lebih Dekat Baginda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW 

Wildan Mukhlishah Sy - 19 October 2021 | 21:10 - Dibaca 5.79k kali
Peristiwa Daerah Mengenal Lebih Dekat Baginda Rasulullah, Nabi Muhammad SAW 
Sholawat Atas Nabi (Foto: Wildan/Suaraindonesia)

JEMBER-Nabi Muhammad SAW lahir pada tahun 570 Masehi yang juga dikenal dengan Tahun Gajah dikarenakan saat kelahiran beliau, pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethopia), menunggangi gajah menyerbu kota Mekkah untuk menghancurkan Ka'bah.

Beliau lahir di Kota Mekkah, dan merupakan anggota dari Bani Hasyim, kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy.

Rasulullah lahir dalam keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib, yang memiliki pengaruh cukup besar pada suku Quraisy. Namun ayahnya meninggal saat ia masih berada tiga bulan dalam kandungan ibunya Aminah binti Wahab dari Bani Zahrah.

Setelah dilahirkan ia dirawat oleh Halimatus Sa'diyah ibu pengasuhnya, hingga ia berusia empat tahun. Lalu setelah kurang lebih dua tahun dalam asuhan Aminah ibu kandungnya, ia menjadi yatim piatu saat berumur enam tahun. 

Pasca meninggalnya Aminah, pengasuhan Nabi diambil alih oleh kakeknya Abdhul Muthalib. Tetapi, setelah dua tahun kakeknya pun meninggal, sehingga tanggung jawab merawat Nabi berpindah kepada pamannya Abu Thalib yang sangat disegani dan dihormati oleh orang Quraisy serta penduduk Mekkah secara keseluruhan.

Dikutip dari buku Sejarah Peradaban Islam karya  Fatah Syakur, masa kecil Rasulullah diisi dengan mengembala kambing milik keluarganya maupun milik penduduk Mekkah.

Kegiatan mengembala ini membawa Rasulullah pada pemikiran dan perenungan yang membuatnya ingin melihat sesuatu dibalik semuanya, yang juga membuatnya jauh dari segala hal nafsu duniawi yang dapat merusak namanya, karena itu pulalah Rasulullah muda mendapat julukan "Al-Amin" artinya orang yang dapat dipercaya.

Lalu pada umur 12 tahun Rasulullah untuk pertamakalinya mengikutui kafilah dagang menuju Syiria (Syam) yang dipimpin langsung oleh pamannga Abu Thalib. 

Dalam perjalanan tersebut Rasulullah bertemu dengan seorang pendeta Kristen bernama Buhairah, yang melihat tanda-tanda kenabian pada diri Rasulullah. 

Ia pun memperingatkan Abu Thalib untuk tidal terlalu jauh memasuki Syuria karena dikhawatirkan orang-orang Yahudi mengetahui tanda-tanda tersebut dan dapay mencelakakan Rasulullah SAW.

Pada usia 25 tahun Rasulullah membawa dagangan dari seorang saudagar wanita kaya raya bernama Khadijah, ke Syiria. Dalam perdagangan ini Rasulullah mendapat keuntunga laba yang sangat besar, sehingga Khadijah pun melamarnya, dan mereka menikah. Saat itu usia Rasulullah 25 tahun sedangkan Khadijah berumur 40 tahun.

Dari pernikahan tersebut Rasulullah dan Khadijah dikaruniai enam orang anak, dua laki-laki dan empat perempuan, yaitu: Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Kedua putra Rasulullah meninggal saat masih kecil.

Peristiwa bersejerah sebelum masa kerasulan Nabi ialah saat beliau berumur 35 tahun. Saat itu kondisi Ka'bah mengalamj kerusakan yang cukup berat. Secara gotong royong penduduk kota Mekah melakukan perbaikan pada Ka'bah. 

Saat bagian terakhir, ketika peletakan kembali Hajar Aswad pada tempatnya, timbul perselisihan antar suku, setiap mereka merasa lebih pantas atas yang lain untuk melakukan tugas penting dan terhormat tersebut.

Ketika keadaan semakin panas, merekapun bersepakat untuk menjadikan orang pertama yang masuk ke Ka'bah melalui pintu Shafa akan dijadikan hakim. Orang pertama yang masuk ternyata adalah Rasulullah, sehingga diapun dijadikan hakim untuk menuntaskan perkara tersebut.

Rasulullah kemudian membentangkan kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-tengah, lalu meminta seluruh kepala suku untuk memegang tepi kain dan bersama-sama mengangkatnya. 

Setelah sampai pada ketinggian tertentu Rasulullah kemudian meletakan batu tersebut pada tempatnya. Dengan demikian perselisihan tersebut diselesaikan dengan bijaksana dan seluruh kapala suku merasa puas.

Menjelang usia 40 tahun Rasulullah sering berdiam diri di Gua Hira untuk bertafakur, hingga pada tanggal 17 Ramadan 611 M, malaikat Jibril muncul dihadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama, QS ke-96 ayat 1-5.

"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmu itu Maha Mulia (3). Dia telah mengajar dengan Qalam (4). Dia telah memgajar manusia apa yang tidak mereka ketahui (5)," QS Al-Alaq, 1-5.

Dengan turunya wahyu tersebut maka Muhammad telah dipilih Tuhan sebagai nabi. Pada wahyu pertama ini Rasulullah belum diperintahkan untuk menyeru manusia pada suatu agama.

Setelah turunya wahyu tersebut, malaikat Jibril tidak datang lagi untum beberapa wakti, sedangkan Nabi Muhammad sangat menantikan kehadirnyannya, dan selalu ke Gua Hira. Dalam penantian inilah wahyu kedua turun yang membawa perintah untuk Rasulullah berdakwah.

"Hai orang-orang yang berselimut (1). Bangun dan beri ingatlah (2). Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu (3). Dan bersihkan pakaianmu (4). Tinggalkan perbuatan dosa (5). Dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak (6). Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah (7)," QS Al-Muddatstsir  1-7.

Masa-masa awal kenabian Rasulullah dakwah yang ia lalukan secara diam-diam dimulai dari sanak keluarganya terlebih dahulu. Hingga datang wahyu berikutnya yang memerintahlan Rasulullah untuk berdakwah secara terang-terangan.

Perjalanam dakwah Rasulullah di kota Mekkah tidaklah berjalan dengan mulus, ia mengalami banyak penolakan, hujatan, gangguan hingga ancaman ketika berdakwah. 

Bahkan pada tahun ketujuh kenabian, Bani Hasyim mendapat pemboikatan dari suku-suku lain hingga tiga tahun lamanya, yang menyebabkan mereka kesusahan dan kelaparan. Pemboikotan itu terhenti ketika kaum Quraisy merasa tindakan yang mereka lakukan sungguh keterlaluan. 

Setalah pemboikotan selesai Bani Hasyim merasa lega. Tetapi tidak lama setelah itu Abu Thalib meninggal pada usia 87 tahun. Dan tiga hari setelah wafatnya sang paman, Istirinya Khadijah juga meninggal dunia, tahun kesepuluh kenabian ini pun menjadi tahun kesedihan bagi Rasulullah. 

Kematian dua orang berpengaruh tersebut juga membuat kaum Quraisy tidak segan-segan lagi meluapkan kemarahan mereka pada Rasulullah. 

Melihat reaksi tersebut, Rasulullah pun mulai menyebarkan dakwahnya ke luar kota Mekkah, tetapi di Thaif ia mendapat penolakan, disoraki, diejeki hingga dilempari batu yang menyebabkan kepalanya terluka.

Untuk menghibur Rasulullah yang sedang berduka pada tahun kesepuluh kenabian tersebut, Allah mengisra' dan memikrajkan beliau. Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Isra' Mikraj.

Setalah peristiwa Isra' Mikraj ini perkembangan dakwah Islam mengalami kemajuan yang sangat besar. Perkembangan ini datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekkah.
 
Mereka yang terdiri dari suku 'Aus dsj Khazraj masuk Islam dalam tiga gelombang. Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian pada kesempatan ini mereka mengucapkan ikrar kesetiaan kepada Rasulullah di suatu tempat bernama Aqabah, ikrar ini kemudian disebut dengan Perjanjian Aqabah Pertama. Ketiga, pada musim haji berikutnya, mereka meminta Rasulullah untuk berkenan pindah ke Yatsrib, mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman, Rasulullahpun menyetujui hal tersebut. Perjanjian ini disebut dengan perjanjian Aqbah kedua.

Kaum musyrikin Quraisy mengetahu hal tersebut menjadi lebih brutal dan melancarkan intimidasi terhadap kaum muslimin. Mendengar hal ini Rasulullah memerintahkan para sahabatnya untuk hijrah ke Yatsrib.

Dalam waktu dua bulan kurang lebih 150 orang muslimin telah meninggalkan kota Mekkah. Hanya tersisa Ali, Abu Bakar dan Rasulullah yang tertinggal. Keduanya membela dan menemani Rasulullah sampai ia hijrah ke Yatsrib karena kaum kafir Quraist berencana untuk membunuhnya.

Dalam perjalanan tersebut Rasulullah beserta Abu Bakar menginap dirumah Kalsum bin Hindun, di halamn rumah inilah Rasulullah membangun mesjid, dan menjadi mesjid pertama yanh dibangun olehnya.

Sesampainya di Yatsrib penduduk kota menyambut kedatangannya dengan penuh kegembiraan. Sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah SAW nama kota tersebut diubah daei Yatsrib menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering pula disebut dengan Madinatul Munawwarah (Kota Yang Bercahaya)

Rasulullahpun resmi menjadi pemimpin penduduk kota tersebut, dan memulai babak baru Islam. Dari sini Islam semakin berkembang dan bertambah kuat.

Pada kesempatan menunaikan haji yang terkahir (Haji Wada) Rasulullah menyampaikan sebuah khutbah yang sangat bersejarah. Isi khutbah tersebut diantaranya ialah
​Larangan menumpahkan dara kecuali dengan haq, dan larangan mengambil harta orang lain dengan batil, karna nyawa dan harta benda adalah suci.
​Larangan riba dan larangan menganiaya
​perintah untuk memperlakan istri dengan baik dan lemah lembut
​perintah menjauhi dosa
​Semua pertengkaran pada Zaman Jahiliyah harus saling memaafkan
​Balas dendam dengan darah tidak lagi diperbolehkan
​Persaudaraan dan persamaan antar manusia harus ditegakan
​Hamba sahaya harus diperlakulan dengan baik
​Umat Islam harus selalu berpegang pada Al-Qur'am dan Hadis.

Isi khutbah ini lada dasarnya ialah prinsip-prinisp yang mendasari gerakan Islam, yakni kemanusiaan, persamaan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kebijakan dan solidaritas.

Dua belan setelah Haji Wada, Rasulullah mengalami demam, beliaupun wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah dirumah istrinya Aisyah.

Rasulullah tidak hanya pemimpin agama, tetapi juga seorang negarawan, pemimpin politik, dan administrasi yang cakap. Hanya dengan waktu 11 tahun Rasulullah SAW menjadi pemimpin politik, Beliau berhasil menaklukan seluruh Jazirah Arab. (Ree/Wil)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV