SUARA INDONESIA

Tumpukan Popok Bayi dan Sampah Kembali Hiasi Pantai Pancer Puger

Wildan Mukhlishah Sy - 25 January 2022 | 19:01 - Dibaca 2.96k kali
Peristiwa Daerah Tumpukan Popok Bayi dan Sampah Kembali Hiasi Pantai Pancer Puger
Kondisi tumpukan sampah yang menghiasai hamparan pasir hitan di sepanjang bibir pantai Pancer Puger. Foto: Wildan/suaraindonesia.co.id

JEMBER- Puluhan pengunjung, mengeluhkan pemandangan kurang elok dan bau tidak sedap yang berasal dari tumpukan sampah berupa organik, plastik dan popok bayi yang mulai kembali menghiasi sepanjang bibir pantai Pancer Puger.

Ribuan sampah yang dapat membahayakan ekosistem laut dan keselamatan nelayan tersebut, diduga terbawa oleh aliran empat sungai yang bermuara di pantai Pancer saat hujan datang dengan intensitas yang cukup lebat.

Salah seorang pengunjung Astuti mengungkapkan, dirinya sangat miris dengan kondisi yang ada di pantai Pancer. Pasalnya, dia dan keluarga terbiasa menikmati pemandangan yang indah, bahkan bermain air di pantai tersebut.

“Ini miris sekali ya, sampahnya sangat banyak dan bau. Sebelum-sebelumnya saya dan keluarga suka berwisata kesini, sekedar melihat pemandangan dan bermain air. Tapi kalau kondisinya seperti ini kan kami sangat kecewa,” katanya, Selasa (25/1/2022).

Dirinya menduga, sejumlah sampah yang menutupi pasir hitam sepanjang pantai di wilayah selatan tersebut, juga berasal dari limbah rumah tangga yang dibuang secara tidak disiplin oleh warga Jember.

“Ini banyak sekali ya, ada botol, plastik, kayu-kayu dan popok bayi. Saya rasa kalau popok bayi itu kan merupakan limbah rumah tangga ya, tapi kenapa bisa sampai disini, jadi heran,” jelasnya.

Hal senada diungkapkan oleh seorang nelayan setempat Catur Rima, menurutnya tumpukan sampah yang ada sangat menyulitkan pekerjaan.

Hal tersebut karena sejumlah barang bekas dapat tersangkut dan merusak baling-baling di perahu nelayan.

Catur menambahkan, upaya pembersihan secara mandiri telah kerap kali dilakukan oleh para nelayan.

Namun hal tersebut, seperti tidak membawakan hasil, karena setiap hujan deras terjadi di Jember, volume sampah akan mengalami pertambahan.

“Udah sering kita lakukan pembersihan secara mandiri, tapi percuma itu. karena ya kalau hujan nambah lagi sampahnya, ini kan asalnya dari hulu sungai,” ucapnya.

Dirinya menyebut, selama dua bulan terakhir Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember masih belum melakukan langkah pembersihan untuk menanggulangi sampah yang ada di pantai Pancer.

“Iya, kalau tidak salah sudah dua bulan belum ada upaya pembersihan, jadi ya makin bertumpuk. Semoga segera dilakukanlah,” tandasnya.



» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya