JEMBER- Pihak kepolisian dibantu puluhan umat muslim yang ada di sekitar Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Pay Lien San, Dusun Karang Asem, Desa Glagahwero, Kecamatan Panti, turut serta dalam menjaga keamanan saat pelaksanaan sembahyang di perayaan Tahun Baru Imlek 2022, Selasa (1/2/22).
Hal itu rupanya telah menjadi tradisi yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, sebagai bentuk saling menghargai antar umat beragama.
Seperti diketahui, Klenteng tertua di Jember tersebut berada tepat di seberang sebuah masjid.
Meski demikian, Kepala Desa Glagahwero Suryono mengatakan, perbedaan agama tidak pernah menjadi alasan untuk menghilangkan rasa persaudaraan dan saling menjaga antar sesama manusia.
“Iya memang bagi saya, itu adalah tanggungjawab bersama. Jadi mereka juga merupakan saudara kita meskipun berbeda, tapi kita tetap harus saling menjaga,” katanya.
Kades menambahkan, sejak puluhan tahun yang lalu, masyarakat muslim dan Khonghucu di wilayah tersebut telah hidup secara berdampingan.
Untuk itu, dirinya menilai kerukunan dan toleransi yang diwariskan oleh nenek moyang harus terus dijaga serta dilestarikan.
“Nenek moyang kita dulu disini juga hidup secara berdampingan, warisan itu yang harus kita jaga. Jadi saya rasa tanpa diminta sekalipun, kami siap untuk ikut menjaga keamanan pelaksanaan ibadah ini,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Pengurus TITD Pay Lien San Hrey Nofen Stadiono mengaku sangat mengapresiasi kerjasama yang dilakukan oleh sejumlah umat muslim tersebut.
Menurutnya, toleransi dalam beragama sangat diperlukan, guna menjaga keamanan dan kedamaian.
“Tentunya kami tetap membutuhkan bantuan dari orang lain. Bagi saya, toleransi itu merupakan hal penting yang haru dilakukan untuk terciptanya kedamaian,” tandasnya.
Sekedar diinformasikan, karena masih dalam suasana pandemi Covid-19, perayaan Chinese New Year di klenteng tersebut dilaksanakan secara sederhana dan tetap khidmat meski tanpa melakukan sembahyang berjama’ah.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi