SUARA INDONESIA

Akibat Adanya Tanggul Sungai di Desa Tangkisan Purworejo, Masyarakat Mengeluh Kerap Diterjang Banjir

Agus Sulistya - 03 June 2022 | 22:06 - Dibaca 1.84k kali
Peristiwa Daerah Akibat Adanya Tanggul Sungai di Desa Tangkisan Purworejo, Masyarakat Mengeluh Kerap Diterjang Banjir
Heri Suroto saat menunjukan barang daganganya terendam banjir pada Rabu 1 Juni 2022 kemarin (foto: Istimewa)

PURWOREJO - Musibah banjir yang menerpa banyak wilayah di Kabupaten Purworejo pada Rabu 1 juni 2022 tempo hari, bawa rugi untuk beberapa aktor usaha UMKM di Desa Tangkisan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa tengah.

Heri Suroto (54) satu diantaranya pelaku usaha kacang kulit sangan yang tinggal di Desa Tangkisan RT 2 RW 2 Kecamatan Bayan, dianya akui harus tidak untung sekitaran Rp 30 juta karena terimbas musibah banjir yang memendam tempat tinggalnya dengan tinggi satu mtr. lebih.

"Karena musibah banjir kacang kulit sekitar 2 ton saya terserang banjir dan semua mengapung, hingga kacang kulit yang saya buat jadi kacang sangan alami kerusakan," kata Heri saat dijumpai di tempat tinggalnya, Jumat (03/06/2022).

Selanjutnya, Heri mengutarakan, karena ada musibah banjir itu dianya benar-benar sedih karena dagangan tergenang semua dan tidak sempat amankan barang dagangannya.

"Saya mengharap ada perhatian dari dinas atau lembaga berkaitan ke beberapa aktor usaha, hingga kami dapat meneruskan usaha kembali," ungkapkan Heri Suroto ditemani istrinya.

Dijumpai, jika sejauh ini kacang kulit sangan olahan Heri tersebur telah memasuki beberapa pasar lokal Purworejo sampai luar wilayah seperti Magelang, Semarang, Kebumen, Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia.

Produk kacang punya Heri itu mempunyai 4 cap diantaranya Tiga Saudara (TS), Tunggal Roso (TR), Ada Sari (MS) dan AR.

Heri menambah, dari dinas berkaitan agar ada inspeksi kembali karena ada bangunan tanggul sungai agar tidak ada banjir kembali.

"Karena sesudah dibikin tanggul sungai, malah saat ini kerap banjir. Saluran air atau parit atau pintu-pintu air ke arah sungai kurang banyak dan kurang lebar. Hingga air yang masuk permukiman akan kesusahan mengucur ke sungai karena ketahan oleh tanggul sungai. Bila tidak selekasnya diatasi tidak tutup peluang banjir akan berulang-ulang dengan kasus yang serupa," keluh Heri.

Hal seirama diutarakan oleh Basuki (42) masyarakat RT 2 RW 2 Tangkisan, dianya minta pemerintahan membuat jalan keluar untuk mengantisipasi supaya tidak jadi berlangganan banjir, karena dalam 3 bulan telah 2x terjadi banjir.

"Saya mengharap agar dubuat pintu-pintu air yang ideal atau ditambahkan pintu airnya supaya air langsung bisa ke sungai dan contoh ada terjadi banjir sesaat air langsng kering," pinta Basuki.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Agus Sulistya
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV