SUARA INDONESIA

Dugaan Penyelewengan Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Bondowoso Kini Kembali Mencuat, Sejumlah Nama Petani Dicatut Tebus Pupuk

Mohammad Sodiq - 13 August 2022 | 09:08 - Dibaca 2.88k kali
Peristiwa Daerah Dugaan Penyelewengan Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Bondowoso Kini Kembali Mencuat, Sejumlah Nama Petani Dicatut Tebus Pupuk
Foto istimewa

SUARA INDONESIA - Seperti sudah tidak ada solusi terhadap persoalan yang menimpa para petani di Bondowoso, khususnya soal penyaluran pupuk bersubsidi.

Dugaan penyelewengan penyaluran pupuk bersubsidi 2021 di Kecamatan Pakem kini kembali mencuat.

Persoalannya hampir sama dengan yang terjadi di Desa Sumber Dumpyong Kecamatan Pakem, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur pada tahun 2021.

Sejumlah nama petani dan orang meninggal dicatat dan dilaporkan sudah tebus pupuk bersubsidi oleh kios.

Seperti Sumina, wanita paruh baya umur 62 tahun, Warga di Kecamatan Pakem, Kabupaten Bondowoso yang namanya dicatut tebus pupuk subsidi pada tahun 2021 sebanyak 800 kg.

Padahal saat ditemui di rumahnya Sumina yang kesehariannya bekerja membuat besek atau bungkus jajanan tape dari irisan bambu mengaku tidak punya lahan pertanian sama sekali.

Bahkan, wanita paruh baya tinggal yang tinggal di rumah gedek ini juga mengaku tidak pernah menebus pupuk bersubsidi.

"Saya tidak pernah punya lahan pertanian sejak masih ada orang tua hidup di dunia, karena orang tau saya memang tidak punya lahan pertanian," kata Sumina pada media, Rabu 27 Juli 2022.

Tak hanya Sumina, Mukkadas yang merantau sudah 20 tahun ke Kalimantan namanya dicatut menebus pupuk bersubsidi 1,2 ton. Sementara Mukkadas tidak pernah menebus pupuk bersubsidi. Hal itu sebagaimana disampaikan Sunardi orang tua Mukkadas.

Warga Desa Kupang, Kecamatan Pakem ini, lantas merasa kaget ketika mengetahui nama anaknya yang sedang ada diperantauan muncul dalam laporan pembelian pupuk bersubsidi.

"Anak saya itu tidak pernah pulang sejak merantau. Kok bisa namanya tercatat sebagai penebus pupuk bersubsidi," kata Sunardi di Kediamannya, Rabu (10/8/22).

Di lain pihak, tepatnya di Desa Sumber Dumpyong, Kecamatan Pakem, petani juga mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi pada tahun 2021.

Selain langka, pupuk subsidi juga dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).

Seperti diakui petani berinisial M, ia membeli pupuk urea 100 kilogram atau 1 kuintal pada Mei 2021 lalu dengan harga Rp 300.000. Padahal berdasarkan HET harga pupuk subsidi Rp. 225.000 per kuintal atau Rp 2.250 per kilogram.

Selain itu, sejumlah petani yang melakukan transaksi tidak mendapatkan kwitansi dari kios penyedia pupuk subsidi.

Tak hanya itu, sejumlah petani mengaku namanya dicatut sebagai pembeli pupuk subsidi. Padahal mereka tidak merasa menebus pupuk subsidi.

Total ada 16 petani yang namanya dicatut oleh kios. Bahkan sebanyak 3 nama yang diketahui sudah meninggal dunia tercatat sebagai pembeli pupuk subsidi.

Semua orang yang namanya dicatut menegaskan tidak pernah menyuruh orang lain untuk menebus jatah pupuk subsidi milik mereka.

Aliansi warga Sumber Dumpyong membuat pengaduan tertulis kepada Ketua KP3 (Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida) Bondowoso terkait persoalan itu. Pengaduan itu dilengkapi bukti video.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Mohammad Sodiq
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV