SUARA INDONESIA

Ngaku Terlilit Hutang KUR BRI, Perempuan di Tuban Siap Jual Ginjal

Irqam - 21 November 2022 | 15:11 - Dibaca 4.48k kali
Peristiwa Daerah Ngaku Terlilit Hutang KUR BRI, Perempuan di Tuban Siap Jual Ginjal
Seorang perempuan berinisial EE (49) berniat menjual ginjalnya dengan membentang poster di Jalan Basuki Rahmad, Tuban (Foto: Istimewa/suaraindonesia.co.id).

TUBAN - Seorang perempuan berinisial EE (49), warga Kelurahan Latsari, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban berniat menjual ginjalnya. Aksi itu dilakukan lantaran mengaku terlilit utang kredit usaha rakyat (KUR) BRI Cabang Tuban.

Selain KUR BRI Cabang Tuban, EE juga harus menanggung beban utang dari pinjaman online (Pinjol). Total utang ER sekitar Rp 200 juta.

Aksi EE menawarkan ginjalnya tersebut berada di sekitar Jalan Basuki Rahmat Tuban pada Senin, (21/11/2022). Ia sambil membawa poster yang bertuliskan “Di jual ginjal” dengan mencantumkan nomor telepon miliknya.

“Iya mas, saya mau jual ginjal,” kata EE yang kini telah dibawa ke kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos P3A dan PMD) Kabupaten Tuban.

EE menceritakan alasannya menjual ginjal karena terlilit banyak utang yang dilakukan oleh anak keduanya. Dimana, anak kedua yang berusia 31 tahun ini melakukan pinjaman uang Rp 50 juta melalui program kredit usaha rakyat (KUR) BRI Tuban dengan jaminan BPKB sepeda motor.

Kemudian, anaknya kembali melakukan pinjaman ke Pinjol, koperasi, dan lainya hingga puluhan juta.

“Yang utang bukan saya, tapi anak saya. Kurang lebih hampir Rp 200 juta,” ungkapnya.

Menurut EE, anaknya meminjam uang tersebut digunakan untuk bisnis investasi. Namun, uangnya habis karena tertipu investasi bodong yang akhirnya tidak mampu mengembalikan uang tersebut. Sehingga utang pun kian menumpuk selama kurang lebih satu tahun.

“Anak saya utang buat investasi. Investasi bodong. Sudah setahun lebih tidak membayar,” katanya.

EE menjelaskan, anaknya yang tidak bisa membayar utang dan bunganya memilih kabur. Hingga akhirnya, ia harus menanggung semua utang ketika ada petugas yang datang ke rumahnya untuk menagih.

“Ditagih utang terus, sampai datang di rumah. Angsuran tiap bulan bervariasi, ada delapan ratus sampai satu juta lebih. Utang hampir Rp 200 juta,” jelasnya.

Merasa putus asa, EE akhirnya mengambil jalan pintas dengan nekat menjual ginjal demi menutupi utang-utang anaknya yang kian menumpuk. EE pun mengakui, tahu kalau menjual ginjal tersebut dilarang oleh pemerintah maupun agama.

“Saya tahu kalau itu dilarang, tapi gak ada solusi lainnya untuk melunasi utang kalau tidak begini,” keluhnya.

Saat ini EE masih berusaha untuk menjual ginjalnya agar bisa segera melunasi utang anaknya. Lalu, keberadaannya tersebut dibawa ke dinas setempat guna mendapat konsultasi atas permasalahannya. 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV