SUARA INDONESIA

PT TPPI Tuban Dituding Abaikan Pekerja Lokal

Irqam - 21 February 2023 | 19:02 - Dibaca 2.37k kali
Peristiwa Daerah PT TPPI Tuban Dituding Abaikan Pekerja Lokal
Situasi di area pintu masuk PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia (TPPI) Jenu, Kabupaten Tuban, (Foto: Irqam/suaraindonesia.co.id).

TUBAN - Persoalan rekrutmen pekerja di PT Trans Pacific Petrochemical Indonesia (TPPI) Jenu, Kabupaten Tuban terus berulang. Kali ini, warga sekitar menuding bahwa TPPI mengabaikan pekerja lokal.

Ini menyusul adanya kebutuhan pekerja dalam pembongkaran reaktor di kompleks TPPI yang dikerjakan PT Sahabat Nusantara Teknologi (Santi). 

Kecewa dengan rekrutmen pekerja yang dinilai tidak transparan, puluhan warga Desa Remen, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban melakukan aksi unjuk rasa pada Selasa (21/2/2022).

Pantau di lokasi, warga sejak pukul 6.30 WIB berkumpul di kawasan TPPI. Tampak juga ratusan polisi dari Polres Tuban disiagakan untuk mengamankan jalannya aksi.

Dikabarkan rencana awal, warga akan memblokade pintu get 8 perusahaan. Namun aksi tersebut mampu diredam oleh polisi, puluhan warga pertemukan dengan pihak perwakilan TPPI untuk melakukan mediasi di titik kumpul awal.

Koordinator aksi Ahmad Eko Budiono mengungkapkan, dalam rekrutmen pekerja TPPI perusahaan tidak melibatkan warga lokal. Ia juga menilai bahwa TPPI tidak transparan terkait jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

"Kami meminta tenaga skill dari lokal juga ikut dilibatkan. Jangan dari luar semua, kasih porsi untuk warga lokal. Warga lokal sudah mampu semua kok," kata Eko sapaan akrabnya ditemui usai mediasi.


Selain soal rekrutmen, Eko mengatakan bahwa warga mempersoalkan besaran gaji. Ia menyebut gaji warga lokal yang sudah bekerja di TPPI dinilai belum layak.

"Gaji sekarang yang diberikan dari jam 7 sampai jam 5 hanya 110 ribu. Harapannya gaji itu sesuai Perundang-undangan, kalau melebihi jam kerja seharusnya dihitung lembur," ungkap pria yang juga menjabat Ketua Karang Taruna Desa Remen.

Dikonfirmasi terpisah, CSR dan PR Section Head TPPI, Taheran Sidik Prabowo membantah jika perusahaan tidak melibatkan pekerja lokal. Ia menyebut bahwa selama ini sudah melibatkan dan mengutamakan warga lokal.

Taheran mengungkapkan, jika rekrutmen tenaga kerja yang dipersoalkan warga tersebut tidak dilakukan TPPI, melainkan melibatkan empat perusahaan. Salah satunya, PT Santi menjadi pemenang tender sebuah pekerjaan pembongkaran reaktor di kompleks TPPI.

Dalam pekerjaan awal, PT Santi merencanakan kebutuhan pekerja hanya 40 orang. Namun, TPPI meminta agar jumlah tenaga kerja ditambah dengan melibatkan perusahaan lokal.

“PT Santi kebutuhan awal itu hanya 40 pekerja, kemudian kami dari TPPI minta agar diperluas lagi sehingga menjadi 71. Total dari PT Santi dan lokal itu 170,” jelas Taheran.

Dengan demikian, Taheran mengklaim sudah mencapai 40 persen lebih warga lokal dilibatkan dalam rekrutmen pekerjaan tersebut. Ia menegaskan bahwa hal ini menjadi komitmen perusahaan untuk memperjuangkan pekerja lokal.

"Jadi sudah melebihi 40 persen, jadi bukan TPPI meninggalkan, bahkan kami juga memperjuangkan ke arah sana,” tegasnya.

Terkait gaji yang dipersoalkan warga, lanjut Taheran, pihak perusahaan selama ini telah menerapkan standar gaji sesuai perundang-undangan. Namun, pekerja TPPI yang dibawah pihak ketiga seperti memiliki faktor-faktor kendala.

"Kalau dari perusahaan pasti mengikuti peraturan pemerintah. Selama ini kami tidak pernah melakukan intervensi terhadap sistem penggajian. Kami paham kontraktor yang bekerja kepada perusahaan petrochemical telah melakukan kajian penetapan gaji sesuai dengan standar yang kami terapkan. Namun demikian, karena permasalahannya PT Santi mengadeng perusahaan lokal, mungkin ada masalah bagi mereka," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Irqam
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV