SUARA INDONESIA

Ansor Situbondo Minta Pemkab Tutup Tempat Prostitusi dan Hiburan Malam Selama Ramadan

Syamsuri - 24 March 2023 | 08:03 - Dibaca 1.81k kali
Peristiwa Daerah Ansor Situbondo Minta Pemkab Tutup Tempat Prostitusi dan Hiburan Malam Selama Ramadan
Sekretaris Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Situbondo, Johantono (Foto : Syamsuri/suaraindonesia.co.id)

SITUBONDO - Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Situbondo meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo untuk menutup tempat tempat prostitusi dan hiburan malam selama bulan suci Ramadan. Bukan justru melonggarkan dan membiarkan aktivitas tersebut beroperasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Situbondo, Johantono setelah selesai mengisi kaderisasi di Majelis Dzikir Rijalul Ansor, Kamis, (23/3/2023).

Menurutnya, demi menjaga kesucian bulan yang penuh dengan ampunan dan rahmah ini, tidak baik jika pemerintah daerah tidak hadir secara kebijakan, apalagi juga demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. 

Situbondo sebagai kota santri, lanjut dia, tidak layak jika pemerintah daerah setempat masih membiarkan dan memberikan ijin tempat tempat maksiat beraktivitas.

"Pemerintah daerah Situbondo harus tegas untuk menutup total tempat tempat prostitusi dan hiburan malam di wilayah Situbondo baik yang berijin, apalagi yang tidak berijin," tegas politisi muda ini.

Disamping harus tegas menutup total tempat tempat maksiat tersebut, kata dia, pemerintah daerah juga memberikan pesangon dan ongkos pulang untuk para pekerjanya agar merasa terfasilitasi untuk tidak melakukan aktivitas terlarang lagi di Situbondo. 

"Jika hal tersebut tidak dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, maka jangan salahkan GP Ansor dan pasukan Banser akan melakukan sweeping bersama masyarakat setempat," katanya.

Johantono menambahkan, hal ini bukan tidak berdasar, pertama adalah guna untuk menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan sekitar karena masyarakat sekitar mayoritas muslim melaksanakan ibadah puasa dan meningkatkan ibadah baik siang dan malam. 

"Alasan kedua, Bulan yang penuh ampunan agar tidak ternodai dengan aktivitas tidak terpuji di Kota Santri ini," ujarnya.

Kata Sekretaris Organisasi Pemuda NU, Jhon, sapaan akrabnya, jika aktivitas maksiat terus dibiarkan dan masih dibuka seperti bulan-bulan selain Ramadan, maka pemerintah daerah sama halnya juga membiarkan tempat maksiat semakin meraja lelah di Bumi Kota Santri ini. 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Syamsuri
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya