JOMBANG, Suaraindonesia.co.id - Inovasi sistem pertanian dilakukan warga Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Untuk menekan biaya produksi, seorang petani di Desa Pojokkulon, Kecamatan Kesamben mengunakan pompa air bertenaga listrik untuk irigasi sawahnya.
Ditemui di sawahnya, petani atas nama Putut Imajudin (43) terpantau sedang mencoba menghidupkan mesin pompa bertenaga listrik miliknya.
Efisiensi biaya ini sangat bermanfaat bagi petani di Jombang, karena sulitnya mendapatkan pasokan air untuk irigasi pertanian. Sementara jika menggunakan mesin pompa berbahan bakar solar, akan ada pembengkakan biaya yang lebih besar.
Sementara untuk mendapatkan jatah irigasi di desa, petani harus menunggu waktu hingga 15 hari sekali bergiliran dengan petani lainnya.
Putut Imajudin mengatakan, penggunaan mesin pompa bertenaga listrik, dia merasa terbantu karena biaya produksi pertanian bisa ditekan sehingga hasil panen bisa maksimal.
"Dibandingkan dengan menggunakan pompa bahan bakar solar atau bensin, menggunakan pompa air tenaga listrik hasilnya bisa menghemat hingga 30 persen biaya irigasi di sawah," terangnya kepada Suara Indonesia, Senin (24/07/2023).
Putut—sapaannya, menjelaskan biaya yang dikeluarkan menggunakan pompa air listrik lebih terjangkau dan hemat hingga Rp. 40 ribu per-harinya, saat musim tanam tiba.
”Tentu lebih hemat dibandingkan (berbahan bakar) solar atau bensin. Biasanya pengunaan 1 hari membutuhkan sekitar 40 ribu rupiah kalau jika pakai pompa listrik, kalau pakai solar bisa habis 70 ribu rupiah,’’ terangnya .
Putut menambahkan penggunaan tenaga listrik memang bisa menekan biaya irigasi. Namun untuk pemasangan awal tetap butuh biaya yang tidak sedikit.
"Untuk biaya pemasangan awal teknisi dan peralatan mulai dari kabel, tiang, alat pompa air, token listrik dan teknis pemasangan sampai air keluar di butuhkan biaya kisaran Rp. 8,7 juta. Baru setelah itu lebih murah karena memakai token listrik," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi