JEMBER - Aktivis Pendidikan Ilham Wahyudi mengaku prihatin dan berbela sungkawa atas banyaknya tenaga kesehatan (Naskes) yang meninggal saat menjalankan tugas penanganan Covid-19.
Diantara nakes yang ada, mereka masih berstatus tenaga tidak tetap (Honorer) yang menjadi garda terdepan berjuang merawat pasien positif Covid-19.
"Yang membedakan mereka hanya status. Tugas mereka sama, seperti yang sudah (Aparatur Sipil Negara) ASN," tegas Ilham dengan nada lantang, lewat sambungan selulernya, Selasa (13/07/2021).
Sebagai aktivis pendidikan, Ilham memandang perlu menyuarakan dan memperjuangkan hak para tenaga kesehatan yang berjuang tulus ikhlas.
"Mengapa, karena mereka punya anak yang masih sekolah dan membutuhkan perhatian orang tua. Tiba-tiba ibunya meninggal dan kesejahteraannya belum layak, bisa dibayangkan," paparnya.
Menurut dia, perjuangan tenaga kesehatan masa sekarang perjuanganya sama dengan tentara yang berjuang di medan perang.
"Tentara membela bangsa nyawa taruhannya. Tenaga kesehatan sama, mereka membela keselamatan masyakatnya. Nyawa juga taruhannya," lugas Ilham.
Pria kelahiran Pulau Madura ini menyebut, selama 16 bulan berdasarkan data yang dirilis Koalisi Warga Lapor Covid-19, sampai 9 juli sebanyak 1.141 nakes meninggal.
"Diantara ratusan syuhadak tenaga kesehatan mereka masih berstatus honorer dan kesejahteraannya masih terbilang memprihatinkan," bebernya.
Maka dari itu menurut Ilham, negara wajib hadir memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tenaga kesehatan yang berjuang menangani Covid-19.
"Negara wajib memberikan stimulan dan kesejahteraan lebih. Yang paling penting lagi, beri mereka peluang menjadi ASN melalui jalur khusus," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi