SUARA INDONESIA

Jelaskan Peta Jalan Indonesia Digital, Kominfo Ajak Pemuda Katolik Tunjang Kebutuhan Talenta Digital

Redaksi - 28 May 2022 | 10:05 - Dibaca 2.46k kali
Peristiwa Jelaskan Peta Jalan Indonesia Digital, Kominfo Ajak Pemuda Katolik Tunjang Kebutuhan Talenta Digital
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate (Foto: Istimewa)
JAKARTA- Sebagai leading sektor transformasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyusun Peta Jalan Indonesia Digital 2021-2024 yang meliputi empat sektor yaitu infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. 

Staf Khusus Menteri Kominfo Bidang Komunikasi Politik Philip Gobang menyatakan, Peta Jalan Indonesia Digital salah satu tujuannya untuk menciptakan talenta digital nasional. Karena itu, ia mengajak Pengurus Pusat Pemuda Katolik untuk mengambil bagian dalam menunjang kebutuhan tersebut.

Kementerian Kominfo menyiapkan beberapa program pengembangan SDM bidang digital melalui pendidikan formal dan informal. Saya kira peluang dari ikut berpartisipasinya teman-teman Pemuda Katolik maupun organisasi kemasyarakatan lainnya ikut menunjang kebutuhan talenta digital,” ujarnya saat mewakili Menkominfo di acara Rakernas Pemuda Katolik di Manado, Jumat (27/05/2022).

Stafsus Philip Gobang menjelaskan Peta Jalan Indonesia Digital pada sektor pertama yakni infrastruktur digital. Menurutnya, pemerintah telah membangun infrastruktur TIK di tingkat tulang punggung atau backbone yang meliputi penggelaran kabel serat optik sepanjang 342.000 KM di seluruh tanah air. 

“Di tingkat menengah melalui penggelaran microwave link dan pemanfaatan 9 satelit, dan di tingkat last mile melalui pembangunan Base Transceiver Station (BTS). Saat ini pemerintah juga sedang membangun satelit multifungsi yang disebut Satelit Republik Indonesia Satu, yang direncanakan akan beroperasi pada 2023 dan menghadirkan kapasitas internet sebesar 2x150 GB per detik di 150 ribu titik layanan publik pemerintahan sampai di tingkat kecamatan dan desa di seluruh Indonesia,” jelasnya. 

Kemudian, di sektor pemerintahan digital, Kementerian Kominfo mendukung berbagai praktik e-government melalui Satu Data Indonesia. Saat ini sedang dibangun sejumlah Pusat Data Nasional yang memungkinkan interoperabilitas dan efisiensi dalam tata kelola data. 

“Untuk menunjang optimalisasi pemerintahan digital, Kementerian Kominfo terus mendorong pengembangan program smart city. Hingga 2021 terdapat 146 kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang telah mengikuti program smart city atau kota cerdas dan menyelesaikan masterplan dari kota-kota cerdas di seluruh Indonesia,” paparnya.
Di sektor ekonomi digital, tercatat pertumbuhan pesat pada tahun 2021 yang didorong oleh perubahan pola konsumsi masyarakat di tengah situasi pandemi. Menurut Stafsus Menkominfo, tren positif perkembangan ekonomi digital sejalan dengan perkembangan investasi. 

“Hasil studi Google pada 2021 yang lalu menunjukkan bahwa nilai investasi ekonomi digital Indonesia, sepanjang kuartal pertama 2021 sebesar 4,7 miliar US Dollar dan telah melampaui nilai tertinggi selama empat tahun terakhir. Capaian tersebut menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara,” jelasnya.

Dalam studi Google, proyeksi potensi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2025 akan bertumbuh mencapai 140 miliar dolar Amerika. Bahkan, diprediksi menjadi terbesar di Asia Tenggara pada tahun yang sama. Proyeksi tersebut bisa tercapai jika Indonesia mampu memanfaatkan ruang digital dan menghindari penyalahgunaan penggunaan teknologi informasi. 

“Mengingat potensi ekonomi digital untuk memulihkan perekonomian Indonesia, Kementerian Kominfo telah mengembangkan berbagai program, khusus dalam pilar ekonomi digital. Program tersebut dirancang sedemikian rupa untuk mendukung berkembangnya startup digital, UMKM digital, dan pengembangan talenta-talenta digital,” tandasnya.

Cetak Talenta Digital

Pada sektor masyarakat digital, Philip Gobang menekankan erat kaitannya dengan pengembangan sumber daya manusia digital untuk memenuhi kebutuhan sekitar 9 juta talenta digital hingga 10 tahun kedepan atau sedikitnya 600 ribu talenta digital setiap tahun, baik melalui pendidikan formal dan non formal berupa pelatihan pelatihan pada level keterampilan digital yakni tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. 

“Pada tingkat dasar bekerjasama dengan berbagai mitra terkait, Kementerian Kominfo mendorong program Gerakan Nasional Literasi Digital untuk mengenalkan keterampilan digital terkait juga dengan etika digital, budaya digital dan keamanan digital,” jelasnya. 

Melalui GNLD, Stafsus Philip Gobang berharap dapat meminimalisasi dampak negatif seperti ujaran kebencian, penipuan, radikalisme sekaligus mengoptimalkan potensi konten positif yang ada di ruang-ruang digital. 

“Kemudian pada tingkat menengah, Kementerian Kominfo menyiapkan program Digital Talent Scholarship bagi generasi muda Indonesia untuk meningkatkan kemampuan digitalnya melalui bidang keahlian seperti keamanan cyber, kecerdasan buatan, big data, coding, augmented reallity, dan virtual reallity,” ujarnya. 

Program DTS Kominfo tahun 2022 memberikan kesempatan lebih dari 200 ribu kuota untuk peserta dalam memenuhi kebutuhan talenta digital nasional. “Karena itu, saya kira Pemuda Katolik mesti mengambil bagian didalamnya, karena tersedia peluang atau kuota yang cukup besar bagi generasi muda di seluruh Indonesia,” ajaknya.

Pada tingkat lanjut, Kementerian Kominfo juga memberikan pelatihan digital melalui program Digital Leadership Academy. Pelatihan tersebut disediakan bagi pengambil kebijakan berbasis digital pada level kepemimpinan lembaga publik maupun swasta. 

“Pada Tahun 2022 disediakan 550 kuota bagi peserta DLA yang bekerja sama dengan 8 Universitas ternama dunia seperti Harvard Kennedy School, Oxford University, National University of Singapore, Tsinghua University, Imperial College London, Cornell University, Massachusetts Institute of Technology, dan Cambridge University,” paparnya.

Selain itu, Kementerian Kominfo juga menyiapkan program beasiswa bagi pendidikan formal pada jenjang master atau S2 di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Terdapat 200 peserta yang bisa mengambil bagian dalam program tersebut.

“Secara khusus pada generasi muda yang bekerja di sektor TIK, aparatur pemerintahan pusat maupun daerah, sekaligus bagi aparatur TNI dan Polri juga diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” imbuhnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya