SUARA INDONESIA

Sosok Soeseno, Sang Tokoh Pergerakan Dimata CEO Suara Indonesia

Tamara Festiyanti - 05 December 2022 | 08:12 - Dibaca 3.87k kali
Peristiwa Sosok Soeseno, Sang Tokoh Pergerakan Dimata CEO Suara Indonesia
Soeseno, Tokoh Pergerakan Kabupaten Jember (Foto: Istimewa)

JEMBER - Tersiar kabar di salah satu group media sosial sekira jam 19.00 WIB bahwa tokoh pergerakan Suseno Riban meninggal.

Awalnya informasi itu, kabarnya masih simpang siur. Karena sebelumnya, tokoh pergerakan tersebut dikabarkan baru pulang dari rumah sakit beberapa hari lalu.

Kabar duka itu, semakin menguatkan. Saat beberapa rekan sejawatnya membenarkan akan kepulangan aktivis senior itu.

Tidak terasa, air mata menetes mengenang kebersamaan saat bersama sosok itu.

Semasa hidupnya, banyak tokoh pergerakan lintas organisasi mahasiswa, mampu ia rangkul tanpa sekat dan perbedaan.

Mulai dari tokoh Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan organisasi mahasiswa lain di Jember dia bina.

Baginya, perbedaan itu adalah warna. Jika dijadikan satu, dalam kebersamaan akan terlihat indah.

Tidak heran, hampir aktivis pergerakan di tapal kuda sangat mengenal dan tidak asing pada tokoh yang satu ini.

Banyak mahasiswa yang dulu dia kadernya saat ini sukses. Seperti anggota DPR RI, Rektor, Advokat, Jurnalis dan profesi lainnya.

Berita kepergiannya, banyak tokoh sangat merasa kehilangan. Karena memang menyisakan kenangan.

Pada tahun 1983, sosok ini tampil berani tampil di depan, melawan kebijakan orde baru kala itu.

Tidak heran, sering kali dia menjadi sasaran aparat kala itu, karena dianggap mahasiswa terlalu berani mengkritisi pemerintahan.

Bahkan, dia pernah membentuk Forum Kerja Reformasi (Foker) bersama tokoh kenamaan Kabupaten Jember Gus Yus.

Selain sebagai aktivis, Soeseno disisa umurnya masih mengabdikan diri sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi ternama di Jawa Timur.

Sampai dirinya tutup usia, ia tetap istiqomah melakukan pengawalan dan pembelaan terhadap petani tembakau.

Bermodal kejujuran, almarhum semasa hidupnya dipercaya sebagai ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) seluruh Indonesia.

Soeseno adalah salah satu tokoh yang mampu memberikan motivasi, inovasi dan inspirasi.

Meskipun dia aktivis zaman orde baru, Soeseno adalah salah satu aktivis yang selalu terbuka terhadap perubahan.

Namanya, juga sering muncul di media mainstream nasional terkait perjuangannya membela petani tembakau.

Bahkan satu rumahnya, dia jadikan tempat untuk berdiskusi untuk aktivis dan mahasiswa yang diberi nama Posko Merdeka.

Tumpukan ratusan buku, baik karyanya sendiri maupun referensi lain tentang pergerakan, menumpuk di tempat itu bebas untuk dibaca gratis.

Katanya, agar mahasiswa dan aktivis semakin update menambah wawasan dan tidak ketinggalan.

Tidak terkecuali pimpinan kami, pendiri media Suaraindonesia.co.id Imam Haironi.

Dia pernah dibimbingnya tentang bagaimana ikhlas berjuang, dalam membela hak rakyat lewat tulisan.

"Tidak ada yang tidak mungkin. Jika Tuhan sudah berkehendak. Sekalipun tanpa modal. Tidak usah berpikir kamu sukses atau tidak, yang penting bermanfaat,"

Seperti itulah, salah satu nasehat yang disampaikannya waktu itu, yang mampu membakar semangat para kadernya.

Soeseno adalah salah saksi hidup dan tokoh penyemangat dan menyumbang ide berdirinya media Suaraindonesia.co.id yang sampai hari ini tetap eksis memberitakan di belahan nusantara.

Meski awal berdiri, menggunakan satu komputer milik Soeseno secara keroyokan bergantian karena memang banyak kepentingan.

Kini media itu, terus bangkit dan berkembang menebar manfaat serta tetap tajam menyuarakan kebenaran.

"Soeseno bukan hanya seorang tokoh aktivis senior. Tetapi dia adalah sosok seorang bapak bagi kami,"

"Bapak yang ikhlas membimbing, mengarahkan, memfasilitasi dan memotivasi, tidak memandang perbedaan," ujar Imam Haironi CEO Suara Indonesia, usai acara pemakaman.

Selamat jalan Bapak Soeseno. Semoga kami bisa meneruskan perjuanganmu. Banyak kenangan dan nasehat yang masih membekas di benak kami.

Meskipun engkau telah tiada, tetapi semangat pergerakan dan motivasimu akan terus hidup bersama kami.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Tamara Festiyanti
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya