Mojokerto - Pemerintah Kabupaten Mojokerto dengan gembira menyambut kedatangan Asosiasi Pengelola Perhutanan Sosial Indonesia (AP2SI) dalam penyelenggaraan Festival Perhutanan Sosial. Festival ini diadakan di Desa Padusan, Kecamatan Pacet pada tanggal 23 hingga 26 Mei 2023.
"Ini menjadi momen penting bagi upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ungkap Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, Selasa (23/5/2023).
Dalam acara tersebut, hadir berbagai tokoh penting, termasuk Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, para aktivis lingkungan, Kepala Dinas Kehutanan Jawa Timur, Jumadi, serta masyarakat sekitar hutan Padusan Pacet Mojokerto.
Bupati Ikfina menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan Festival Perhutanan Sosial di Desa Padusan.
"Kami sangat mengapresiasi penyelenggaraan Festival Perhutanan Sosial di Padusan Pacet. Melalui festival ini, kami berharap dapat menguatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan mereka," terang Ikfina.
Festival Perhutanan Sosial bertemakan "Perhutanan Sosial Sebagai Sumber Kehidupan" memiliki agenda kegiatan yang beragam. Salah satunya adalah konsolidasi tingkat keanggotaan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara anggota AP2SI. Selain itu, festival ini juga akan memberikan perhatian khusus pada peningkatan sumber daya keluarga, pelestarian lingkungan hidup, peningkatan ekonomi bagi para anggota, serta menampilkan potensi-potensi dari setiap lembaga Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang ada.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan festival ini di Desa Padusan. "Kami mendukung sepenuhnya penyelenggaraan Festival Perhutanan Sosial di Desa Padusan. Kami berharap petani dan pengelola hutan dapat mencapai kesejahteraan dan mandiri secara ekonomi," tuturnya.
Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, juga turut menyampaikan pandangannya mengenai perhutanan sosial. Beliau mengungkapkan bahwa perhutanan sosial harus memiliki dampak yang positif pada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pertanian, perbankan, dan pariwisata. Untuk mewujudkan hal tersebut, perhatian juga perlu diberikan pada sarana dan prasarana yang memadai.
"Nantinya ada UMKM, pariwisata, pertanian, perbankan yang dapat dikembang oleh masyarakat," terangnya.
Tidak ketinggalan, setiap lembaga Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang hadir dalam festival ini turut memamerkan potensi-potensi yang dimiliki. Dari produk-produk olahan hutan yang berkualitas hingga inovasi teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam, setiap pameran diharapkan dapat memberikan wawasan baru dan menginspirasi para pengunjung.
Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, turut menyampaikan pandangannya mengenai perhutanan sosial sebagai sumber kehidupan. Beliau menekankan bahwa pentingnya mengintegrasikan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial dalam praktik perhutanan sosial. Dalam pidatonya, ia mengungkapkan bahwa festival ini juga menjadi wadah untuk menciptakan peluang investasi dan pemasaran bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Dengan memberikan modal dan dukungan yang tepat, diharapkan ekonomi masyarakat dapat tumbuh secara produktif.
"Kami ingin masyarakat sekitar hutan berdaya, mandiri dan ekonomi meningkat," terangnya.
Festival Perhutanan Sosial di Mojokerto dalam upaya menjaga keberlanjutan hutan. Ia mengungkapkan festival ini juga menjadi wadah untuk menciptakan peluang investasi dan pemasaran bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
"Pesan pak Jokowi masyarakat yang di dalam hutan harus juga sejahtera, Dengan memberikan modal dan dukungan yang tepat, diharapkan ekonomi masyarakat dapat tumbuh secara produktif," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohamad Alawi |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi