SUMENEP, Suaraindonesia.co.id- Kepolisian mulai menyelidiki munculnya api misterius di salah satu rumah warga Desa Payudan Nangger, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur. Namun hingga kini, polisi belum mengungkap penyebab kemunculan api tersebut.
Kepala Seksi Humas Polres Sumenep AKP Widiyarti menjelaskan, dua anggota Polsek Guluk-Guluk bersama sejumlah pihak, telah mendatangi lokasi. Tepatnya di rumah Hairun (55) warga Desa Payudan Nangger, Rabu 4 Oktober 2023 malam.
"Anggota Polsek Guluk-Guluk telah mendatangi TKP, serta mengecek tujuh titik bekas percikan api yang datang secara tiba-tiba, tanpa adanya sumber api. Namun hingga saat ini (penyebabnya) belum ditemukan kejelasan," jelasnya, melalui keterangan tertulis yang diperoleh suaraindonesia.co.id, Kamis (05/10/2023).
Informasi dari Hairun, pemilik rumah, api tiba-tiba muncul dan membakar berbagai perabot. Peristiwa itu terjadi Selasa 3 Oktober 2023, sekitar pukul 14.30 WIB. Awalnya api membakar taplak meja di ruang tamu, selang 20-30 menit, percikan api muncul di enam titik lainnya secara bergantian.
"Dan percikan api yang terakhir muncul di dapur mengenai karung yang isinya tumpukan tongkol jagung," terangnya.
Hingga kini, belum ada percikan api susulan yang muncul kembali. Kendati demikian, sebagian warga masih berjaga-jaga di rumah Hairun untuk mengantisipasi. Akibat peristiwa ini, Hairun ditaksir mengalami kerugian hingga Rp 5 juta.
Terpisah, Syaiful Bahri, salah seorang warga setempat mengatakan, ketika bangun tidur pemilik rumah melihat dua boneka aneh yang tiba-tiba berada di sampingnya. Karena merasa ganjil, akhirnya pemilik rumah itu merusak dan membakar boneka tersebut.
"Ini informasi dari warga, ada dua boneka aneh. Karena merasa bukan punya dia dan aneh, kemudian boneka itu dirusak dan dibakar," lanjutnya.
Dirinya menambahkan, selang beberapa waktu, tiba-tiba muncul api secara misterius di sejumlah sudut rumah. Seperti sofa, dinding, hingga karung. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi