SUARA INDONESIA, TORUT - Bawaslu Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar sosialisasi pencegahan dan isu-isu negatif kepada masyarakat di Toraja Misiliana Hotel, Toraja Utara (Torut), Selasa 12 November 2024. Acara itu dihadiri oleh Pimpinan Bawaslu Republik Indonesia, Rahmat Bagja, serta tokoh masyarakat.
Ketua Bawaslu Sulsel, Mardiana Rusdi, saat membuka kegiatan menyampaikan bahwa berdasarkan indeks kerawanan Bawaslu RI, Sulsel masuk peringkat keempat rawan tinggi di Indonesia.
Untuk itu, Bawaslu Sulsel melakukan pemetaan daerah yang dianggap cukup rawan tinggi di Sulsel lima kabupaten/kota seperti Makassar, Maros, Bone, Pinrang dan Enrekang.
Sementara untuk Toraja, dalam pemilu lalu mulai melandai. Terbukti dalam pemilu tidak ada gesekan. Bawaslu melakukan langkah-langkah untuk menangkal isu-isu strategis yang berpotensi merusak tatanan dalam pemilihan dengan melibatkan berbagai pilar.
Mardiana berharap, kegiatan ini dapat meminimalisasi terjadinya hal-hal yang berpotensi merusak tatanan dalam pemilihan, termasuk masalah politik uang dan pelanggaran pemilu lainnya.
"Siapapun yang terpilih adalah yang terbaik, meski kemenangan dalam genggaman tapi takdir Tuhan jugalah yang akan menentukan jalan semuanya. Mari kita berpilkada dengan gembira," pesannya.
Sementara untuk isu Sara dan politik uang di Tana Toraja dan Toraja Utara, walaupun pemilu lalu melandai, tapi dua daerah ini cukup menarik dengan menggunakan konteks politik dan religi, sehingga perlu kerja keras.
Ketua Bawaslu Torut, Brikken Linde Botting mengatakan, dalam setiap proses pemilihan, Bawaslu menjadi sorotan dan terkadang harus menerima caci makian dari masyarakat dan sering mempertanyakan kehadiran Bawaslu, tetapi hal ini sebagai motivasi kerja.
"Kami bekerja semaksimal mungkin dalam menegakkan aturan yang ada," ucap Brikken.
Ditambahkan, di Toraja Utara salah satu isu yang cukup menguat adalah isu politik uang yang sudah ramai dibicarakan hampir di semua kalangan. Bahkan, kata dia, anak-anak pun sudah membahas dan dalam kegiatan ini akan dikupas.
"Dari tahun ke tahun, dari pemilihan ke pemilihan, isu politik uang luar biasa menggelitik. Tidak hanya pemilih tapi juga di kalangan anak-anak. Sebuah hal yang cukup memprihatinkan," jelas Brikken.
Sementara itu, Pimpinan Bawaslu RI, Herwyn Jefler Hielsa Malonda memberikan penguatan. Menurutnya, ia mengambil makna positif dari kearifan lokal tentang Rambu Solo (upacara adat kematian) yang bisa dilaksanakan secara bersama-sama. Untuk itu, dia menuturkan, dalam pilkada juga butuh kebersamaan, terutama dalam memberantas masalah isu politik uang dan netralitas ASN, untuk bersama-sama mengawasi.
"Untuk meminimalisasi politik uang, karena politik uang adalah musuh bersama. Untuk itu mari kita bersama-sama menolak," ajak Herwyn. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Yudi Kurniawan |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi