PROBOLINGGO - Kabar rencana pemerintah menaikkan harga solar bersubsidi membuat nelayan di Kota Probolinggo gelisah.
Selain harganya yang bakal kembali naik, pasokan stok solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) Pelabuhan Tanjung Tembaga juga langka.
Kelangkaan solar di SPBN itu telah terjadi sejak sebulan lalu, seperti dikatakan seorang pemilik kapal, Mustofa.
Ia meyebut jika benar ada rencana menaikkan harga solar subsidi, kebijakan itu diminta dikaji ulang.
"Gini mas sebelumnya harga solar kan 5.500 rupiah per-liter, sekarang mencapai harga 6.500 rupiah. Kalau mau dinaikkan lagi seperti kabar di media, bagaimana nasib kita sebagai rakyat menengah ke bawah," keluhnya.
Selain diresahkan kabar bakal naiknya harga solar, Mustofa juga menyayangkan kelangkaan pasokan solar nelayan dalam sebulan terakhir.
"Jika memang mau menaikkan harga solar tidak masalah, asalkan jangan terlalu tinggi. Kita berlayar kan tidak selalu dapat tangkapan ikan yang banyak, belum lagi harga ikan tidak ada kenaikan," terangnya, Jumat (02/09/2022).
Dampak kabar bakal naiknya harga solar subsidi dan kelangkaan stok itu, membuat sebagian nelayan tidak melaut.
Nelayan mempertimbangkan tingginya kebutuhan biaya berlayar dengan hasil tangkapan yang tidak pasti.
"Untuk sekali berlayar kita butuh 1.000 liter solar dan 250 liter pertalite untuk bahan bakar penerangan selama di laut. Itu biayanya besar mas," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lutfi Hidayat |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi