PROBOLINGGO, Suaraindonesia.co.id - Warga Indonesia sudah semestinya bangga menjadi bagian dari bangsa ini, sebab di mata dunia saat ini terutama negara-negara Islam, Indonesia dinilai mampu menjadi negara berkembang bersaing dengan negara-negara maju, bahkan dengan Bangsa Eropa sekalipun.
Hal itu disampaikan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar saat menghadiri Tabligh Akbar di kediaman seorang pengusaha kayu gaharu asal Sulawesi Selatan, Syamsu Alam di Jl. Ikan Paus No.57 Kelurahan/Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Selasa malam (13/06/2023).
Menurut mantan Wakil Menteri Agama RI ini, Indonesia dipuja oleh sejumlah negara di dunia karena terbukti mampu bertahan dari krisis ekonomi yang melanda sejumlah negara.
Nasaruddin Umar, mengatakan dalam kunjungan kenegeraannya ke Senegal, dalam Khutbah Jumat pun Indonesia dipuja negara mayoritas Islam itu.
Ia menjelaskan upaya Pemerintah RI yang mampu menekan laju inflasi dan menumbuhkan perekonimian mikro dan makro di tengah krisis bahkan resesi dunia saat ini, menjadi bagian dari isi Khutbah Jumat di negara Senegal.
"Di Senegal itu sampai Khutbah Jumat diterjemahkan ke Bahasa Inggris agar kita tahu isinya. Ternyata mereka menyanjung Bangsa Indonesia sebagai negara mayoritas muslim yang mampu tumbuh secara ekonomi. Kita sebagai negara yang bisa ekspor pesawat terbang," ungkap Nasaruddin Umar dalam ceramahnya.
Ia menambahkan, dari ukuran standar ekonomi produk domestik regional bruto (PDRB) Indonesia sangat stabil, tingkat inflasi sangat rendah di bawah 4% (dibanding Turki di atas 90%), pertumbuhan ekonomi di atas 5% yang membuat Indonesia stabil dalam ekonomi.
"Kita itu kan gak terasa kalau sedang krisis dunia ini. Tapi kalau kita keluar seperti ke Spanyol, Turki itu sangat terasa sekali. Uang itu rendah sekali nilainya," jelasnya.
Ke depan, sambung Nasaruddin kita harus bisa mempertahan ekonomi kita, basic sains ekonomi kita itu sudah menemukan caranya yang terbaik. Maka dari itu kita perlu mengevaluasi yang belum baik dan mengembangkan yang sudah baik.
Disinggung adanya pengusaha asal Bugis, Sulawesi Selatan yang datang ke Probolinggo dan Pulau Jawa secara umum dengan membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar, Nasaruddin menyebut SDM seperti itu perlu diperbanyak.
"Nah SDM seperti ini perlu kita tingkatkan jumlahnya. Kalau semua orang berpikir seperti pak Syamsu Alam, saya pikir bangsa kita ini akan lebih cepat menuju ke tingkat kemakmurannya," tandasnya.
Nasaruddin Umar menutup komentarnya dengan meminta warga Indonesia kompak. Perbedaan pandangan politik, agama, suku bangsa, etnik dan bahasa harus tetap dalam satu bingkai Indonesia. Karena hal itu menurutnya, sebagai benteng pertahanan terbaik.
Sementara itu, pengusaha kayu gaharu yang juga penasihat Kerukunan Keluarga Wajo (KKW) Bugis, Jakarta dan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan Probolinggo, Syamsu Alam menyebut ia datang ke Jawa bukan hanya sebatas menjadi pengusaha, melainkan lebih pada menambah banyak saudara.
"Sesuai arahan bapak mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, beliau ini tokoh kami dari Bugis pembina kami di KKSS. Kami didoktrin, di mana pun bumi dipijak di situ langit di junjung. Di mana pun kita berada di situ semua saudara," tegasnya.
Oleh sebab itu, kata Syamsu Alam, keberadaan pengusaha-pengusaha Bugis di berbagai daerah di Indonesia jarang sekali terjadi konflik, karena bertujuan untuk saling menjadi saudara.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lutfi Hidayat |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi