SUARA INDONESIA

Saat Perempuan Adat di Banyuwangi Berlatih Membatik, Warisan Leluhur Diharapkan Tak Tergerus

Muhammad Nurul Yaqin - 18 June 2023 | 20:06 - Dibaca 1.25k kali
Ekbis Saat Perempuan Adat di Banyuwangi Berlatih Membatik, Warisan Leluhur Diharapkan Tak Tergerus
Perempuan adat Osing di Dusun Andong, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi saat menjalani pelatihan membatik. (Foto: Istimewa).

BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Dalam rangka turut serta melestarikan batik sebagai warisan budaya dan meningkatkan kesejahteraan warga, PEREMPUAN AMAN Osing Banyuwangi menggelar pelatihan membatik cap dan digital marketing.

Sasarannya adalah perempuan adat dan pemuda adat Osing. Pelatihan membatik bertempat di Dusun Andong, Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, kediaman Ketua PHD PEREMPUAN AMAN Osing, Indah Pratiwi, Rabu-Sabtu (14-17/06/2023).

"Peserta berjumlah 32 orang, dari anggota PEREMPUAN AMAN Osing dan teman-teman pemuda adat Osing,” kata Indah kepada Suaraindonesia.co.id, Minggu (18/06/2023).

Indah menjelaskan, Kabupaten Banyuwangi memiliki sejumlah motif batik khas yang sudah dikenal pasar seperti Gajah Oling, Kangkung Setingkes, Kopi Pecah, Sekar Jagad, dan lain-lain.

Masing-masing motif memiliki filosofi, keindahan, peminat, potensi pengembangan fashion dan berbagai manfaat ekonomi.

Sejumlah produsen batik di Banyuwangi telah merasakan manfaat produk warisan leluhur ini. Batik Indonesia telah diakui sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) oleh UNESCO sejak 2009.

Pelestarian maupun pemanfaatan potensi batik membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil sehingga mampu mengelola industri batik dari hulu ke hilir. Oleh karena itu, PEREMPUAN AMAN Osing Banyuwangi menggelar pelatihan membatik cap dan digital marketing.

"Pelatihan ini bertujuan untuk menguatkan manajemen internal bidang ekonomi yang berjangka panjang, mendorong keikutsertaan perempuan adat dalam organisasi PEREMPUAN AMAN, memperluas jejaring dengan kelompok dan instansi, serta meningkatkan partisipasi perempuan adat dalam perubahan kebijakan,” kata Indah.

Pemilihan tempat, lanjutnya, telah mempertimbangkan kebutuhan kegiatan baik dari teori hingga praktik membatik yang menggunakan banyak peralatan, seperti meja, tungku, pencucian, dan lain-lain. 

Berbagai bahan dan peralatan yang dibutuhkan telah dipersiapkan agar peserta bisa mengenal batik serta praktik membuatnya dari tahap awal hingga akhir. Banyak hal yang perlu dipahami peserta, seperti jenis kain, pewarnaan yang alami dan kimia, alat cap, lilin, perebusan, hingga sisi bisnisnya. 

Kegiatan ini didanai Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta didukung Pengurus Besar (PB) AMAN pusat.

Hadir juga pejabat Dinas UMKM Banyuwangi, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Endang Sulistyani dan Induk Asosiasi UMK dan IKM di Banyuwangi.

“Kegiatan ini harus terus mendapat support, agar kedepannya bisa menciptakan gerai usaha dan menciptakan lapangan pekerjaan, terutama untuk kesejahteraan perempuan adat,” kata Endang.

Menurutnya, pembelajaran yang bisa diambil dari kegiatan ini adalah para perempuan, terutama perempuan adat, harus mendapat kesejahteraan dalam bentuk apapun. Pelestarian batik dan memanfaatkan nilai ekonominya menjadi salah satu cara memberdayakan para perempuan adat.

Narasumber Berpengalaman

PEREMPUAN AMAN Osing menghadirkan narasumber yang berpengalaman di bidangnya, di antaranya Deddy Wahyu, pemilik usaha Dewa Batik. Produknya telah beredar ke dalam dan luar Banyuwangi, hingga menjadi langganan sejumlah pejabat. 

Para pemateri membagikan berbagai pengetahuan dan keterampilan, seperti pemilihan kain yang cocok, pewarnaan yang menarik konsumen, dan bagaimana menjadi owner usaha yang kreatif dalam mendesain motif-motif baru. 

Ada juga Brother Noval yang kebagian menjelaskan bagaimana memasarkan produk melalui sosial media, yang cocok menyasar kalangan milenial. Tak hanya teori, Ia juga mengajak peserta praktik langsung menggunakan gawai masing-masing dan menjelaskan trik terbaru.

Kedua narasumber berharap, ke depannya PEREMPUAN AMAN Osing bisa konsisten untuk terus maju dan berkembang, juga kemauan untuk terus belajar, hingga menjadi produsen batik. 

Sehingga, keterampilan membatik dan digital marketing yang sudah didapat bisa dimanfaatkan untuk membangun usaha, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan perekonomian individu juga komunitas.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV