SUMENEP, Suaraindonesia.co.id - Siapa yang tak kenal dengan Batik Canteng Koneng, sebuah karya putra daerah Kabupaten Sumenep yang kini telah melanglang buana di berbagai daerah Indonesia, hingga tembus pemasaran luar negeri seperti Malaysia, Singapore, Korea, bahkan Belanda.
Kain batik dengan motif khas yang menggambarkan sejumlah potensi Kabupaten Sumenep tersebut, dipadukan dengan beragam warna dasar yang membuatnya semakin elegan saat dipakai.
Tak hanya itu, pada beberapa motif tertentu, Batik Canteng Koneng akan membuat orang yang memakainya terlihat lebih tegas, berwibawa, namun tetap dengan kesan sederhana.
Batik Canteng Koneng merupakan UMKM pertama di Kabupaten Sumenep yang mengusung konsep batik tulis dengan motif dan pola yang terbilang unik, bahkan nyaris sempurna.
Seperti diketahui, setiap pola yang dilukis pada Batik Canteng Koneng, seolah mengacu pada satu titik pandang. Sehingga, menyebabkan konsumen langsung tertarik, saat pertama kali melihatnya.
Namun, rupanya tak hanya motif indah dan kualitas yang membuat Batik Canteng Koneng berbeda dari produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lainnya. Akan tetapi, penerapan dan pengelolaan manajemen yang dilakukan oleh sang pemilik, serta karyawannya.
Owner Batik Canteng Koneng, Didik Haryanto, mengungkapkan dalam menjalankan usahanya ia menggunakan konsep manajemen takwa, yang artinya memasrahkan segala keberlangsungan kepada Allah SWT.
Menurutnya, manajemen takwa hanya mampu diterapkan oleh orang-orang yang benar-benar percaya dan menyerahkan seluruh urusan serta hasil yang akan didapatkan nanti kepada Allah SWT.
"Kita cukup berusaha untuk memberikan yang terbaik, menjaga kualitas, selebihnya kita pasrahkan saja sama Allah SWT, biar Dia yang atur," jelasnya.
Didik mengaku, sebelumnya telah menerapkan berbagai model manajemen. Namun, usahanya tidak berjalan dengan mulus, bahkan beberapa hasil produksinya mendapatkan komplain dari para pembeli.
Atas hal tersebut, dirinya memutuskan untuk menerapkan manajemen takwa, serta bekerja dengan hati yang hidup. Sehingga, imajinasi dan pesan yang dituangkan dalam ukiran motif batik dapat tersampaikan ke hati para konsumen.
Selain itu, kata dia terdapat satu yang juga menjadi kunci utama dari keberlangsungan usahanya tersebut. Yakni, memantapkan niat dan fokus pada proses yang sedang dijalani, tanpa mengizinkan rasa iri dan dengki masuk dalam hati.
Ke depan, Didik menargetkan akan membangun rumah produksi Batik Canteng Koneng di setiap Kawedanan, dengan tujuan membuka lapangan kerja bagi kawula muda dalam bidang membatik.
"Satu yang tidak kalah penting, bersihkan hati dan jangan biarkan hati ini ada hasut iri dengki dengan usaha orang lain," tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi