SUMENEP, Suaraindonesia.co.id – Prosesi Arya Wiraraja dan Kirab Budaya yang digelar pada 28 Oktober 2023 akan digelar dengan nuansa berbeda. Prosesi sebagai rangkaian acara Hari Jadi Sumenep ke- 754 ini akan menghadirkan masa kejayaan Sumenep pada masa lalu.
Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep Moh Iksan mengatakan, prosesi Hari Jadi Sumenep ke-754 akan digelar di Kecamatan Kalianget tepatnya di halaman kantor PT Garam Kalianget. Pemusatan di kawasan yang dijuluki Kota Tua itu berdasarkan intruksi Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wangsojudo.
Tujuan pemusatan itu, menurut Iksan, untuk mengingatkan kembali kepada masyrakat bahwa kota kesayangan mereka ini ratusan tahun silam juga pernah berada di masa kejayaannya.
“Juga akan memiliki makna dan nuansa yang berbeda pula jadi menggugah masyarakat Sumenep utamanya Kalianget bahwa kita pernah memiliki masa kejayaan,” jelasnya, Selasa (24/10/2023).
Menurut Iksan, prosesi penobatan ini tak lepas dari sejarah yang telah terjadi ratusan tahun lalu saat Kerjaan Singosari masih berkuasa.
Kala itu kata dia, tepat pada tanggal 31 Oktober 1269 M Raden Ayra Wirarja dilantik oleh Raja Singosari sebagai adipati Sumenep yang kemudian juga dianggap sebagai cikal bakal lahirnya Sumenep.
“Sehingga dari proses pelantikan itu, sekarang di Sumenep dilaksanakanlah prosesi penobatan Arya Wiraraja sebagai adipati di Kabupaten Sumenep,” tambahnya.
Adapun rangkaian acara prosesi itu, ujar iksan akan dimulai dengan santunan anak yatim oleh Bupati Sumenep lalu dilanjutkan dengan tarian kolosal yang dibuka dengan Tari Muang Sangkal.
Selanjutnya ada Dhammong Kreasi, Topeng Dalang, Saronen jaran sarak lalu kirab budaya dari tujuh desa di Kecamatan Kalianget dengan peserta perdesa maksimal 50 orang.
Kemudian, disusul dengan masyrakat umum, lalu rombongan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilanjutkan dengan pawai kereta kencana oleh Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Bupati Sumenep.
“Kencana yang akan dipakai bupati memang benar dua yang ada di museum keraton, tetapi tujuh yang laiinya karena ada sembilan nantu untuk Forkopimda itu milik masyarakat umum yang bisa dipinjam dan dipakai khusus untuk pawai kereta kencana tersebut,” tandasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi