SURABAYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengantisipasi penularan Covid-19 pada saat menjelang malam tahun baru.
Terbaru, Pemkot Surabaya mengimbau agar tidak ada aktifitas penjualan terompet saat perayaan malam tahun baru di seluruh penjuru Kota Surabaya.
Pernyataan yang dikeluarkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini bukan tanpa alasan dan sebab. Risma menganggap terompet yang akan dibeli oleh seseorang dapat berisiko penularan melalui droplet (percikan air liur).
"Saya khawatir, nanti pasti dicoba-coba ditiup (terompet) kemudian ganti, kan risiko penularannya besar sekali. Jadi karena itu saya imbau tidak ada yang jualan terompet di Surabaya," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Kamis (17/12/2020).
Menurut Risma, saat terompet itu coba ditiup, maka otomatis air liur akan masuk ke terompet tersebut. Sehingga hal ini dapat memperbesar risiko penularan Covid-19.
"Karena saya khawatir itu menularkan ke orang lain, risikonya sangat besar sekali terutama bagi anak-anak kita," pungkasnya.
Di satu sisi, dia tidak mempermasalahkan apabila ada masyarakat yang berinisiatif membuat terompet sendiri dan digunakan untuk pribadi.
"Kalau bikin sendiri monggoh (silahkan). Artinya digunakan sendiri dan tidak dijual," imbuhnya.
Untuk melaksanakan penertiban, Pemkot Surabaya bakal intens menggelar razia bagi penjual terompet yang nekad menjajakan dagangannya. Konsekuensi bagi yang terkena razia ini akan disesuaikan dengan Perda Surabaya tentang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat.
"Pasti kita ada razia, penindakannya sesuai dengan Perda Surabaya tentang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat," jelasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Lukman Hadi |
| Editor | : |
Komentar & Reaksi