SUARA INDONESIA, JEMBER – Sejumlah honorer tenaga kesehatan sujud syukur, atas diterimanya Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani langsung oleh Bupati Jember.
Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh salah seorang pengurus Aliansi Perjuangan Honorer Independen (APHI) Ratih Diah Palupi saat memberikan keterangan.
Ratih mengakui, kesuksesan itu tidak lepas dari perjuangan yang panjang, melelahkan dan penuh tantangan.
“Jadi semua tidak ada yang instan. Keberhasilan itu bisa diraih kalau mau diperjuangkan. Alhamdulillah, hari ini do’a kami dikabulkan,” ungkapnya, Jumat (24/11/2023) di Alun-alun Jember.
Honorer bidan ini menceritakan, bahwa perjuangan yang dibangunnya sejak awal dengan nama Forum Tenaga Kesehatan (FHTK) yang kini berubah menjadi APHI tidak semua mendukung.
“Karena perjuangan sebelum-sebelumnya kami kebanyakan gagal. Bahkan, tidak jarang diantara kami harus terancam hanya demi menyuarakan aspirasi,” ungkapnya.
Namun, karena berbekal keyakinan dan kekompakan serta didukung oleh banyak pihak, kini honorer nakes bisa tersenyum semua, bisa ikut menikmati apa yang telah APHI perjuangkan.
“Banyak pihak-pihak yang dulu tidak yakin terhadap perjuangan kami. Bahkan, sesama profesi saja, kami terkesan dijauhi oleh beberapa oknum. Tetapi kami tetap bersabar dan terus berjuang melakukan lobi-lobi,” katanya.
Beruntungnya, Ratih sangat didukung oleh-senior-seniornya di tempat dirinya bekerja.
“Alhamdulillah, saya sangat mendapatkan dukungan penuh dari Kapus dan bidan senior di tempat saya. Asalkan tidak mengorbankan dinas, mereka ikut mensuport perjuangan kami,” akui dia.
Kendati masih belum ASN, bidan lulusan Poltekes Malang ini mengaku bangga dan terharu atas capaian dan perjuangan.
“Bangga menjadi bagian dari perjuangan. Terima Kasih Bupati H.Hendy. Terima Kasih DPRD Komisi D DPRD Jember. Terima Kasih media dan konsultan hukum kami yang setia mengawal kami. Terma kasih rekan sejawat senior yang selalu mendukung perjuangan kami,” sebutnya.
SK Bupati Dikabulkan, Ketua Umum APHI Angkat Bicara
Sementara ketua umum APHI Dwi Rendra, juga mengaku ikut bersyukur atas dikabulkannya apa yang menjadi mimpi para honorer.
Honorer Puskesmas Banjar Sengon yang getol di depan media menyuarakan suara nakes ini mengakui, perjuangan untuk mendapatkan SK Bupati itu penuh perjuangan.
“Catatan digital masih utuh di google banyak, karena ada media yang meliput. Honorer mati-matian berjuang. Kami yang menyuarakan pertama ‘SK Bupati Harga Mati,” lantangnya.
Makanya diri itu, pihaknya mengaku heran, disaat APHI berjuang ada pihak masih yang terkesan kurang mendukung. Meskipun, lebih banyak yang mendukung.
"Ada yang benar-benar mendukung. Ada yang pura-pura mendukung tetapi aslinya tidak mendukung. Ada yang diam dan inginnya gratisan dalam perjuangan. Tetapi, getol minta diperjuangkan. Tetapi biarkan, itu adalah bagian dari dinamika," sebutnya.
Namun begitu, kata Rendra, giliran perjuangan akan berhasil, ada segelintir oknum terkesan seperti menjadi pahlawan kesiangan.
“Kami ini independen. Kami punya catatan, siapa yang benar-benar memperjuangkan nasib kami. Mana pihak yang hanya terkesan memanfaatkan,” bebernya.
Kendati begitu, dirinya mengaku berterima kasih, kepada pihak-pihak yang sudah mendukung hingga SK Bupati Jember bisa sampai di tangan honorer nakes.
"Terima kasih kami ucapkan. APHI adalah mitra pemerintah, kami siap bersinergi jika diperlukan,' lugas Rendra.
Pria lulusan kampus Universitas Muhamadiyah Jember ini mengajak kepada semua honorer, untuk kembali bersatu dan jangan mau dipecah-pecah karena status dan kepentingan.
“Perjuangan kita masih belum selesai. APHI sudah berbadan hukum Kemenkumham, mari jadikan organisasi ini wadah perjuangan untuk para honorer. Kita terbuka untuk siapapun,” tuturnya.
Perlu diketahui, SK Bupati yang digelontorkan oleh H.Hendy sebanyak 1.555 SK. SK itu, akan diberikan secara bertahap, setelah penyerahan secara simbolis di acara peringatan HKN.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara Festiyanti |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi