SUARA INDONESIA

Sejumlah Sudut Rusunawa di Pemalang Terlihat Kumuh, Rawan Jadi Sarang Nyamuk Demam Berdarah

Ragil Surono - 26 June 2024 | 22:06 - Dibaca 1.60k kali
Kesehatan Sejumlah Sudut Rusunawa di Pemalang Terlihat Kumuh, Rawan Jadi Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Salah satu saluran air di kompleks rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang terlihat mampet dan keruh. (Foto: Ragil/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, PEMALANG - Mencegah penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), Pemkab Pemalang melakukan pemberantasan sarang nyamuk di beberapa tempat dengan cara pengasapan atau fogging.

Salah satunya di rumah susun sederhana sewa atau rusunawa di Jalan Samanhudi, Kelurahan Pelutan, Pemalang, Jawa Tengah, Rabu (26/6/2024).

Kasus DBD sampai Juni 2024 ini, berdasarkan keterangan Bupati Pemalang Mansur Hidayat, tercatat ada 54 orang yang terjangkit dengan nol kasus kematian.

"Sampai bulan Juni ada 54 orang yang terkena penyakit demam berdarah," kata Mansur, ketika dikonfirmasi di tempat pengasapan area rusunawa.

Diketahui, merebaknya sarang nyamuk yang bisa menyebabkan kematian ini, di antaranya karena terdapat genangan air kotor seperti saluran got yang mampet, serta air bersih yang tidak mengalir.

Selain itu, bak penampungan air yang tidak ditutup, serta tempat yang kurang cahaya, juga menjadi sarang favorit nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus tersebut.

Pantauan wartawan di kompleks rusunawa, terlihat di beberapa sudut terdapat saluran air yang mampet karena tersumbat sampah. Warnanya juga kehitaman, sehingga terlihat jorok.

Beberapa penerangan lampu, di lantai dua rusun di sebelah timur, juga kurang mencukupi. Hal ini akan menjadikan nyamuk betah bersarang di situ.

Novi, salah seorang penghuni rumah susun selama lima tahun terakhir, mengaku menempati rusun yang terdiri dari tiga blok dan 250 kamar. Dirinya tak ingin tinggal terlalu lama di rusunawa.

"Saya sudah lima tahun dan sebetulnya ingin cepat punya rumah sendiri. Namun, mau bagaimana lagi karena kenyataanya begini," ucapnya, pasrah.

Dengan tarif sewa perbulan paling rendah Rp 90 ribu dan paling mahal Rp 150 ribu, ratusan warga yang tinggal di dalam rumah susun sederhana ini, ternyata belum semuanya mendapatkan rasa nyaman.

Ada persoalan got mampet dan berbau, serta penerangan lampu yang redup. Kondisi semacam ini masih dijumpai di beberapa sudut kompleks rusunawa. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Ragil Surono
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya