JOMBANG -Siapa yang tak suka makan jajanan tradisional reginang ,jajanan yang terbuat dari bahan beras ketan yang berbentuk bulat yang memiliki rasa gurih renyah,manis dan asin cocok dimakan bersama keluarga saat waktu senggang dirumah maupun bersama kerabat terdekat.
Salah satu olahan reginang buatan ,Abdul Wahid (47) warga Dusun Jatipandak, Desa Jatiduwur Kecamatan, Kesamben Kabupaten Jombang .
Dimana olahan reginangnya masih eksis sampai kini dan banyak diburu pembeli. Apalagi menjelang lebaran tau hari besar lainnya dimana reginang produksinya memiliki ciri yang khas yang tersendiri sehingga banyak di buru pelanggan.
Tampak dilokasi tempat produksi reginang Abdul Wahid (47) sedang sibuk membantu para pekerja sedang membuat cetakan reginang di tampah .
Tangan para pekerja ibu- ibu sangat terampil dan cekatan ,membuat cetakan reginang satu - persatu dan tampak rapi dan bersih dan siap untuk di jemur selama satu hari setengah baru kering menjadi krecek reginang.
Abdul Wahid menceritakan, awal mula usahanya berdiri ini sejak 7 tahun silam membuat usaha reginang dan akhirnya membuahkan hasil seperti sekarang. Dulu awal belajar membuat usaha ini sempat gagal sampai habis modal 7 juta terus mencoba dan mencoba dan pada akhirnya bisa dan berkembang sampai saat ini.
"Mengenai usaha olahan reginang ini, tergantung dari faktor kondisi cuaca alam. Jikalau cuacanya cerah reginangnya yang dijemur bisa cepat kering dan kalau cuaca mendung bisa sampai 3 hari baru bisa di proses untuk dilakukan pengorengan dan pengemasan," terangnya.
Abdul Wahid menjelaskan, untuk sekali produksi reginang di tempatnya biasanya menghabiskan beras ketan 1 kwintal hingga 125 kilogram.
Untuk bahan baku beras ketan per 1 kwintalnya ,bisa menjadi 400 bungkus reginang yang siap untuk di pasarkan ke konsumen.
" Bahan baku utama,untuk membuat reginang adalah beras ketan,garam ,gula, air, dan neri untuk menambah rasa gurih asin untuk rasa reginang," terangnya kepada media ,Minggu (26/03/2023).
Abdul Wahid menjelaskan, untuk harga reginang disini ada harga grosir, ecer dan sales beda - beda harga jualnya.
" Untuk harga sales pengambilan produksi minimal pengambilan 1 kwintal dihargai Rp 6.200,untuk tengkulak diharga Rp 6.500 dan untuk konsumen dihargai Rp 7.000," terangnya.
Abdul Wahid menambahkan,untuk reginang buatanya , ini dipasarkan sasarannya adalah tempat - tempat wisata yang ramai pengunjung.
" Salah satunya di daerah wisata daerah Pandaan ,Pasuruan, Blitar, Jombang dan juga di makam - makam religi seperti Sunan Ampel Surabaya," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi