SUARA INDONESIA

Penjualan Daun Lontar Muda Sumenep Tembus Luar Madura hingga Bali

Wildan Mukhlishah Sy - 13 August 2023 | 12:08 - Dibaca 1.31k kali
News Penjualan Daun Lontar Muda Sumenep Tembus Luar Madura hingga Bali
Daun lontar muda yang sedang dikeringkan, (Foto: Wildan/suaraindonesia.co.id)

SUMENEP, Suaraindonesia.co.id - Penjualan daun lontar muda di Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep diketahui tembus wilayah luar Pulau Madura, bahkan hingga ke Pulau Bali. 

Selain digunakan sebagai bahan dasar bungkus ketupat, daun lontar muda, biasanya juga menjadi bahan dasar untuk berbagai kerajinan tangan, baik oleh-oleh berupa aksesoris dan tas, hingga ornamen upacara adat di Pulau Dewata Bali, salah satunya adalah Galungan. 

A. Rofik, penjual daun lontar muda  mengatakan, peminat daun lontar muda atau biasa dikenal dengan istilah popos, dari luar Madura cukup tinggi.

Menurutnya, jumlah pengiriman ke luar Madura biasanya akan bertambah, jika mendekati hari-hari libur dan peringatan upacara adat di Bali. Sedangkan, untuk di Pulau Jawa meningkat, ketika memasuki momentum hari raya ketupat. 

"Alhamdulillah, untuk pengiriman daun lontar muda atau biasa dikenal dengan popos, bisa sampai luar Jawa bahkan di Bali, itu sangat diminati," ungkap A. Rofik kepada suaraindonesia.co.id, Minggu (13/08/2023). 

Sementara untuk harga sendiri, lanjut Rofik sapaan akrabnya, beragam sesuai dengan jenis daun lontar yang dipesan. Saat Hari Raya Galungan, harga daun lontar cenderung mengalami kenaikan, yakni daun lontar kuning ukuran jumbo Rp 12 ribu, kuning menengah Rp 7.000 dan hijau Rp 2.500/lembarnya.

Sedangkan di luar waktu tersebut, lanjut Rofik harga daun lontar akan berada pada kisaran antara Rp 2 ribu hingga Rp 8.500 saja.

"Bermacam kalau harganya, sesuai dengan jenis daunnya," lanjutnya. 

Dia menjelaskan, sebelum dikirim ke luar Sumenep, daun lontar muda yang diambil oleh pemanjat, biasanya harus dijemur terlebih dahulu, kurang lebih dua sampai lima hari, tergantung dengan cuaca dan panas matahari.

Pengeringan itu ditujukan, agar kualitas dan warna daun lontar tetap terjaga, sehingga tidak membusuk selama proses pengiriman. Dan masih mengeluarkan wangi khas daun lontar muda. 

Untuk daun lontar yang masih sangat muda, pada umumnya akan dikeringkan dengan cara digantung menggunakan batang bambu, agar bisa mekar dengan sempurna. Sementara, daun lontar yang mulai menua, akan dijemur langsung di tanah.

"Kalau musim kemarau itu dua sampai tiga hari, tapi kalau musim hujan bisa sampai satu minggu jemurnya," tandasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV