KABUPATEN TEGAL - Dibutuhkan kiprah nyata untuk bersatu peduli sesama kala kurva pandeni belum menurun. Salah satu aksi kreasi Ulfah Hidayati Damamini berikut ini layak mendapat apresiasi karena sukses memberdayakan santri ponpes Al-Adalah Desa Padasari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
"Produk yang kami dampingi, bernama Al-Adalah Ecoprint, sesuai dengan nama Pondok Pesantrennya Al-Adalah," tegas perwakilan Perkumpulan Hiduplah Indonesia Raya (Hidora) Ulfah Hidayati Damamini, Jumat (11/12/2020).
Ulfah menjelaskan, bahan baku dari kain yang terbuat dari serat alam, bukan sintetis. Untuk eksplorasi kali ini digunakan kain katun dan baby canvas.
Proses pembuatan dari bahan kain hingga menjadi ecoprint yang siap jual, membutuhkan waktu minimal 1 minggu.
Bahan dan Peralatan
Untuk bahan meliputi Kain klakatun/Baby Canvas, Tawas, Soda Ash, Cuka. Sedangkan untuk alat, membutuhkan Langseng/Dandang untuk mengukus, kompor gas dan LPG, plastik tahan panas, benang kasur dan dedaunan di sekitar pondok.
Kegiatan kreatif ini berupaya memberdayakan santri dan santriwati yang menuntut ilmu di Ponpes Al-Adalah.
Terkait harga jual hasil kreasi unik ini dibandrol mulai dari Rp 25.000 untuk masker, hingga Rp 300.000 untuk kain lembaran ukuran 2 meter x 1,5 meter.
Untuk sistem penjualan, dengan adanya Covid-19, dijual secara online. Baik melalui sosmed, youtube, Market Place maupun WA. Untuk Website masih dalam pengerjaan.
Ulfah mengungkapkan selama ini untuk produk ecoprint, saat ini berkolaborasi bersama pihak Pondok Pesantren Al-Adalah Desa Padasari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pimpinan Ponpes Kyai Muhamad Tasrifin Salim dan Nyai Idatun Nachriyah.
Manfaat dan Omset
Ulfah mengatakan, selama ini terjalin sinergi yang bagus. "Pondok memiliki SDM santri, yang mana mereka perlu dibekali keterampilan. Pada saatnya santri lulus, keluar pondok mereka bisa mandiri dengan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki," imbuh Ulfah.
Ulfah menguraikan, tantangan pengembangan kreasi atau usaha ecoprint banyak sekali. "Yang Kita eksplorasi saat ini bisa dibuat produk-produk. Bahan serat alam selain katun masih banyak yang bisa dicoba," tutur Ulfah.
Produk ini mempunyai keunggulan, yaitu motif yang bagus. "Karena disini sangat banyak pohon Jati dan jejaknya kuat, motif yang kita gunakan dominan Daun Jati, menyesuaikan daerah penghasil Jati yaitu Jatinegara," papar Ulfah.
Sejak pertengahan November memulai produksi, dan menariknya dalam waktu 1 Minggu jualan sudah menghasilkan omset puluhan juta rupiah.
"Harapan ke depan yaitu Ponpes Al-Adalah yang didampingi oleh Perkumpulan HIDORA (Hiduplah Indonesia Raya) terus berkembang. Al-Adalah Ecoprint sebagai laboratorium usaha di pondok, produknya bisa menembus pasar internasional," tukas Ulfah.
Gambaran Sinergi
Berbasis dari alam dan kembali ke alam dan dalam rangka mewujudkan pesantren kreatif dan ramah lingkungan. Pesantren Al-Adalah Desa Padasari, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal lama bersinergi dengan Perkumpulan Hiduplah Indonesia Raya (Hidora) untuk eksplorasi bersama.
Istilah Eco dari kata Ecology atau lingkungan, setidaknya satu dekade sudah cukup akrab di telinga masyarakat Indonesia. Hal ini ditandai banyak munculnya produk-produk ‘eco-friendly’ yang mengutamakan bahan, proses produksi hingga menjadi sampah yang masih dapat terurai di alam dan tidak mencemari lingkungan.
"Produk-produk elektronik, kecantikan, kesehatan, fashion, dan lain-lain telah banyak mengalami perubahan. Tidak sedikit dari produk-produk tersebut, banyak memberikan label eco-friendly sebagai bentuk kepedulian dan memberikan sumbangsih untuk menjaga kelestarian bumi," papar Ulfah.
Menurutnya, di dunia tekstil dan fashion, kakek moyang dari jaman dulu sudah menggunakan bagian tanaman atau bahan alam lainnya untuk mewarnai benang atau kain. Terbukti saat ini di beberapa tempat masih menggunakan bahan-bahan alam untuk produk tenun, batik, sarung, dan sebagainya.
"Ecoprint salah satu di antara proses dan metode yang menggunakan bahan alam untuk menghasilkan karya-karya cantik, sedang booming dan akan semakin digandrungi karena unik, menarik dan ramah lingkungan. Hal ini seiring kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga kelestarian bumi, bagaimana kita bijaksana dan cerdas dalam membuat produk, mengkonsumsi dan mengelola sampah yang kita hasilkan," imbuh Ulfah mengakhiri. (Had)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mohammad Sodiq |
Editor | : |
Komentar & Reaksi