SUARA INDONESIA

Gelar Reuni Akbar, Gus Kikin Berikan Pesan untuk Kawula Warga Alumni Tebuireng Malang Raya

Hasmilasari (mg-102) - 03 April 2021 | 15:04 - Dibaca 3.91k kali
Pendidikan Gelar Reuni Akbar, Gus Kikin Berikan Pesan untuk Kawula Warga Alumni Tebuireng Malang Raya
Pengajian Umum dan Reuni Akbar Kawula Warga Alumni Tebuireng (KWAT) Malang Raya, Sabtu (03/04/2021).

MALANG - Kawula Warga Alumni Tebuireng (KWAT) Malang Raya, sukses menyelenggarakan Pengajian Umum dan Reuni Akbar yang bertemakan “Implikasi Santri Membangun Masyarakat Madani di Era Multikultural”.

Reuni Akbar yang diadakan di Gedung PCNU Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (03/04/2021) itu dihadiri oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Gus Kikin beserta rombongan dari Jombang, Gus Achmad Dhofir selaku Pengasuh Pesantren Luhuriah Kepanjen, H. Fadhol selaku Ketua Surya PCNU Kabupaten Malang, dan para IKPT (Ikatan Alumni Pondok Pesantren Tebuireng) yang ada di Malang.

Ketua Surya PCNU Kabupaten Malang H. Fadhol, sebagai tuan rumah, menyambut baik kedatangan para alumni KWAT di Kantor PCNU Kepanjen, Kabupaten Malang. 

Dalam pengajian dan reuni akbar yang membahas terkait implikasi santri dalam membangun masyarakat madani di era multikultural ini, banyak pesan-pesan yang disampaikan.

“Santri adalah siapa yang berkhidmah di NU, maka dia adalah santri. Santri itu, apapun profesinya, bagaimanapun dia, namun jika dalam hatinya adalah akhirat maka dia adalah santri,” jelas Gus Kikin, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang dalam penyampaian tausiahnya.

Dalam roda kehidupan yang selalu berputar dan selalu berkembang, profesi seorang santri tidak melulu harus menjadi guru agama, namun juga ia bisa memilih profesi apa yang diinginkan dengan tetap memegang teguh prinsip seorang santri.

"Santri haruslah menjadi generasi penerus yang bisa mengikuti perkembangan zaman, dapat menjadi tokoh ditengah masyarakat dan juga menjadi penerang,” ungkap Gus Achmad Dhofir Zuhry, Pengasuh Pesantren Luhurian Kepanjen.

"Islam di negeri ini berkembang begitu luasnya, dan kehidupan Islam di Indonesia begitu tenang. Memadukan kultur budaya asli yang ada di Indonesia dengan Islam itu menjadikan negeri ini sangat damai dengan keberagaman dan perpaduannya," tambah Gus Achmad Dhofir Zuhry.

Sementara, Ketua KWAT Malang Raya Zainurrahman Al-Azizi dalam sambutannya mengatakan acara seperti ini selalu digelar tiap tahun. Namun, menurutnya konsep pada tahun ini sedikit berbeda.

"Acara seperti ini merupakan acara tahunan yang biasanya dikonsep seperti seminar, akan tetapi pada tahun ini dikonsep berbeda, yaitu dengan konsep Pengajian Umum dan Reuni Akbar," jelasnya.

Zainurrahman berharap, acara tersebut bisa memberikan dampak positif dan juga bisa menjadi awal dari terjalinnya silaturahim yang baik kepada alumni Tebuireng.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Hasmilasari (mg-102)
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya