TUBAN - Puluhan demonstran dari aliansi alumni dan mahasiswa Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban, melakukan aksi di depan Gedung Rektorat, Sabtu (7/8/2021). Mereka mengaku sempat diteror jelang menggelar aksi.
Mereka menuntut pihak kampus segera mengeluarkan ijazah 295 wisudawan. Pasalnya, meskipun sudah diwisuda tahun 2020 lalu, namun sampai saat ini para alumni tak kunjung menerima ijazah.
Seorang korlap aksi, Ahmad Kurniawan dalam orasinya mengatakan, mereka yang menggelar aksi merupakan dari kalangan anak petani, nelayan, dan pedagang.
"Bapak ibu rektorat yang terhormat, bukan semata-mata karena apa. Ini adalah bentuk Ikhtiar kami. Qulil Haqqa Walau Kana Murran (katakanlah kebenaran walaupun itu pahit)," kata Kurniawan saat melakukan orasi.
Sebelum melakukan aksi, Kurniawan mengaku bahwa massa aksi mendapat teror dari pihak-pihak luar.
"Tiga hari sebelum melakukan aksi, teman-teman mendapat serangan dari pihak eksternal. Bahkan saya sendiri, kemarin ditelfon ibu, dikatakan saya tidak boleh ikut aksi. Saya tidak tahu siapa yang mengabarkan bahwa saya akan melakukan aksi di kampus," ujarnya.
Selama menjadi aktivis kampus, lanjut Kurniawan, sudah tiga 3 kali dirinya dijemput orang tuanya diminta pulang untuk tidak melakukan aksi di dalam kampus.
"Pengalaman saya di tahun 2018 ketika akan melakukan aksi di kampus membakar ban, bapak menjemput saya, hanya karena ibu yang habis sakit mendengar kabar bahwa saya dicari polisi. seorang ibu yang tahu anaknya seolah-olah melakukan tindakan kriminal, dimana sebenarnya tidak. Sehingga ibu saya jatuh pingsan," tutupnya sambil mata berkaca-kaca.
Pantuan suaraindonesia.co.id, setelah selesai melakukan orasi, para massa aksi diterima pihak kampus di ruangan untuk melakukan dialog. (irq/amj)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : M. Efendi |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi