JEMBER-Berbakti kepada kedua orang tua merupakan perintah Allah yang wajib dilaksanakan oleh setiap hamba-Nya
Menurut Ustaz Adi Hidayat, dalam hukum Islam, kewajiban berbakti kepada orang tua sangatlah penting, bahkan derajatnya berada di bawah salat dan sejajar dengan amalan-amalan lain yang dicintai oleh Allah SWT.
"Saking pentingnya itu, bakti kepada kedua orang tua itu diletakan setelah salat lima waktu dan sejajar dengan amalan yang dicintai Allah SWT," ujarnya.
Hal ini sesuai dengan apa yang termaktub dalam Al-Qur'an surah ke 46 ayat 15 tentang birrul walidain atau berbakti kepada Allah SWT.
"Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ibunya mengandung dengan susah payah, dan melahirkannya dengan suasah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selamat tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdo'a, "Ya Tuhanku, berilah petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau rida'i, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh aku bertobat kepada Engkau dan sungguh aku termasuk orang muslim," QS Al-Ahqaf 15.
Ayat ini menjelaskan tentang kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, terutama kepada seorang ibu yang mengandung, melahirkan hingga menyusui sampai umur dua tahun.
Perkaran ini juga ditegaskan dalam firman Allah yang lain pada surah Luqman ayat 14.
"Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Akulah kamu kembali," QS Luqman 14.
Selain itu ustaz Adi Hidayat dalam kanal YouTube Ceramah Pendek juga mengatakan bahwa kesuksesan seseorang tidak sepenuhnya karena usaha pribadi namun juga bergantung pada do'a dan usaha dari kedua orang tua.
"Hasil kerja keras kita yang bikin sukses itu, bisa jadi 70% darinya karena do'a orang tua," paparnya.
Ia menambahkan berbakti kepada orang tua juga dapat menggurkan dosa, melancarkan rejeki bahkan membukakan jalan saat dalam kesulitan.
"Jadi kalau antum ingin mencari amalan setelah salat maksimal yang dengan amal itu dosa bisa digugurkan, kedekatan bisa dibangun, cinta bisa diraih, maka berbaktilah kepada kedua orang tua, mumpung masih ada," tambahnya.
Keutamaan berbakti kepada kedua orang tua banyak terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur'an maupun hadis-hadis Rasulullah SAW.
"Dan jika keduanya memaksamu untuk menyekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau mentaati keduanya, dan pergauliah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka aku akan beritahukan kepadamu apa yang kamu kerjakan," QS Luqman 15.
Ayat ini menerangkan tentang tunduk pada perintah orang tua kecuali jika perintah tersebut bertentangan dengan syariah agama ataupun ajakan untuk menyekutukan Allah SWT.
Allah tetap memerintahkan hamba-Nya untuk berbakti kepada kedua orang tua dan memperlakukan mereka dengan baik, meski bertentangan dalam keyakinan kepada Allah SWT.
Dari ayat ini, juga dapat dipahami bahwa perintah berbakti kepada kedua orang tua tidak pernah gugur dari seorang anak, bahkan jika orang tuanya bukanlah seorang muslim.
Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW.
"Wahai Rasulullah, ibuku datang kepadaku namun masih enggan masuk Islam, apakah saya tetap menyambung hubungan dengannya? Rasulullah bersabda, "Iya sambunglah hubungan (silaturrahim dengannya)," HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban.
Selanjutnya dalam hadis, Rasulullah juga menegaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan amal ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT.
"Aku bertanya kepada Rasulullah shallahu 'alaihi wa sallam, "Amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah SAW menjawab, "shalat pada awal waktunya." "Kemudian apa lagi?" Nabi menjawab, "berbakti kepada kedua orang tua." aku bertanya kembali, "kemudian apa lagi?" "kemudian jihad fi sabilillah," Ibnu Mas'ud mengatakan, "Beliau terus menyampaikan kepadaku (amalan yang paling dicintai oleh Allah) andaikan aku meminta tambahan, maka beliau akan menambahkan kepadaku," HR Bukhari.
Hadis ini menegaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua merupakan bagian dari amal ibadah yang sangat dicintai Allah, bahkan berada tepat setelah salat pada awal waktunya.
Dalam hadis lain Rasulullah menerangkan bahwa ridha Allah SWT berada dibawah ridha orang tua, oleh karenanya jika ingin mendapatkan ridha dari Allah maka terlebih dulu harus mendapatkan ridha dari kedua orang tua.
"Keridhaan Rabb (Allah) ada pada keridhaan orang tua, dan murka Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua," HR Tirmizi dan Ibnu Hibban.
Selain itu berbakti kepada kedua orang tua juga dapat melancarkan rejeki dan memperpanjang umur.
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rejekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturrahmi (kekerabatan)," HR Ahmad.
Berbakti kepada kedua orang tua juga merupakan jalan dibukakannya pintu taubat kepada Allah SWT.
"Seorang pria datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata, "Wahai Rasulullah, saya telah melakukan dosa besar, apakah masuh ada taubat untukku?" Rasulullah SAW bertanya kepadanya, "Apakah kamu masih memiliki kedua orang tua?" "Tidak," "Apakah kamu memiliki khalah (saudari ibu)?" "iya" kalau begitu berbuat baiklah kepadanya," HR Ahmad, Tirmizi, dan Ibnu Hibban.
Masih banyak ayat-ayat maupun dalil-dalil yang menyebutkan tentang keutaamaan berbakti kepada kedua orang tua.
Oleh sebab itu hendaklah selalu berbakti kepada kedua orang tua selagi mereka berdua masih ada, karena jika sudah tidak ada hilanglah sudah kesempatan untuk berbuat baik kepada keduanya. (Ree/Will)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi