SUARA INDONESIA

Inilah Sunah-Sunah Dalam Salat yang Wajib Diketahui

Wildan Mukhlishah Sy - 02 November 2021 | 21:11 - Dibaca 2.00k kali
Pendidikan Inilah Sunah-Sunah Dalam Salat yang Wajib Diketahui
Ilustrasi (Foto: Wildan/Suaraindonesia)

JEMBER-Setiap amalan wajib, memiliki sunah yang menjadikan sempurnanya suatu ibadah yang dilakukan, begitupula dengan salat.

Dikutip dari buku Fiqih Islam karya Sulaiaman Rasjid kurang lebih ada dua sunah yang dilakukan saat salat. Pertama sunah Hai'at yang jika tertinggal ketika mengerjakan salat tidak perlu diganti dengan sujud sahwi. Dan kedua sunah ab'adh yakni sunah muakkad yang apabila ditinggalkan atau lupa dikerjakan saat salat haruslah diganti dengan sujud sahwi.

Pertama, sunah hai'at dalam salat, yakni

sebagai berikut:

1. Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram 

Tinggi ujung jari usahakan sejajar dengan telinga, dan telapak tangan setinggi bahu, kemudian keduanya dihadapkan ke arah kiblat.

2. Mengangkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram, ketika hendak rukuk, berdiri dari rukuk, dan saat berdiri dari sujud pada rakaat ketiga setelah membaca tsyahud awal.

Dasar dalilnya ialah hadis berikut:

"Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Apabila Nabi SAW hendak melakukan salat, beliau mengangkat kedua tangannya sehingga keduanya sama tinggi dengan kedua belah bahunya, kemudian baru beliau takbir. Apabila hendak rukuk, beliau mengangkat kedua tangannya seperti demikian; dan apabila bangun dari rukuk, beliau angkat pula kedua tangannya seperti demikian," HR Bukhari dan Muslim.

"Apabila beliau berdiri dari rakaat yang kedua, beliau mengangkat kedua tanganya," HR Bukhari.

3. Meletakan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan keduanya diletakan di bawah dada, sebagian ulama ada yang berpendapat keduanya diletakan di bawah perut.

Sebagaiamana yang telah dijelaskan dalam hadis berikut:

"Dari Waik bin Hujrin, "Saya telah beserta Rasulullah SAW, Beliau meletakkan tangan kanan beliau di atas tangan kirinya di atas dada beliau," HR Ibnu Khuzaimah.

4. Melihat ke arah sejadah kecuali saat membaca kalimat syahadat pada duduk tasyahud, dianjurkan ketika itu melihat ke arah jari telunjuk.

5. Membaca do'a iftitah setelah takbiratul ihram sebelum membaca Surah Al-Fatihah.

6. Membaca ta'awudz 

اعوذبالله من الشيطا الرجيم

sebelum membaca bismillah, sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur'an.

"Apabila kamu membaca Al-Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk," QS An-Nahl 98.

Selain itu Rasulullah SAW juga menambahkan untuk berdiam sebentar sebelum dan sesudah membaca Al-Fatihah.

"Dari Samurah, "Nabi SAW diam sebentar apabila sudah takbir dan apabila sudah selesai dari membaca Al-Fatihah," HR Abu Dawud.

7. Membaca amin setelah mebaca Al-Fatihah, jika Al-Fatihah dibaca dengan suara nyaring, maka makmum pun harus nyaring saat membaca amin, begitupula sebaliknya.

"Apabila imam berkata waladh-dhallin, hendaklah kamu berkata amin. Maka sesungguhnya malaikat berkata amin pula, dan imam juga berkata amin. Maka barang siapa yang sama-sama aminnya dengan amin malaikat, diampuni dosanya yang telah lalu," HR Ahmad dan Nisai.

8. Membaca surah atau ayat Al-Qur'an sesudah membaca Al-Fatihah, pada rakaat pertama dan kedua dalam salat. 

Surah atau ayat yang dibaca pada rakaat pertama diusahakan lebih panjang dari pada rakaat yang kedua dan berturut-turut sebagaiamana urutan dalam Al-Qur'an.

"Dari Abu Qatadah, "Sesungguhnya Nabi SAW membaca Al-Fatihah dan dua surah pada dua rakaat, yang pertama waktu salat Zuhur. Pada dua rakaat yang akhir (ketiga dan keempat) beliau membaca Al-Fatihah saja. Ayat yang beliau baca sewaktu-waktu (kadang-kadang) beliau perdengarkan kepada kami ayat yang beliau baca dalam rakaat pertama lebih panjang dari pada yang beliau baca dalam rakaat kedua. Demikian pula pada salat Asar dan pada salat Subuh," HR Bukhari dan Muslim.

9. Bagi makmum disunahkan untuk mendengarkan bacaan imam, sebagaimana yang tekah dijelaskan dalam hadis Rasulullah berikut:

"Apabila kamu salat di belakamg saya (mengikuti saya), maka janganlah kamu baca apa-apa selain Ummul Qur'an (Al-Fatihah)," HR Tirmizi.

10. Mengeraskan bacaan pada salat Subuh dan pada dua rakaat awal saat salat Magrib dan Isya, juga pada salat Jum'at serta pada salat-salat sunah yang dikerjakan secara berjamaah seperti salat dua hari raya, salat tarawih dan witir pada bulan Ramadan.

11. Takbir ketika turun dan bangkit, kecuali saat bangkit dari rukuk.

12. Saat bangkit dari rukuk atau i'tidal disunahkan membaca (سمع الله لمن حمده).

13. Membaca (ربنا لك الحمد) ketika i'tidal

14. Meletakan telapak tangan pada lutut ketika sedang rukuk

15. Membaca tasbih saat rukuk sebanyak tiga kali

16. Membaca tasbih saat sujud sebanyak tiga kali

17. Membaca do'a duduk antara dua sujud

18. Duduk iftirasy, yakni duduk di atas dua mata kaki kiri, tapak kaki kanan ditegakkan, ujung jari kaki kanan dihadapkan ke kiblat, pada semua duduk kecuali saat duduk tasyahud akhir.

19. Duduk tawaruk, yakni seperti duduk iftirasy tetapi tapak kakinya yang kiri dikeluarkan ke sebalah kanan dan pantatnya. menyentuh lantai, pada duduk tasyahud akhri.

20. Duduk istirahat, dilakukan setelah sujud sebelum berdiri untuk rakaat selanjutnya.

21. Bertumpu pada tanah (lantai) saat hendak berdiri dari duduk.

22. Memberi salam yang ke dua (menoleh ke kiri) sampai pipi bagian kiri terlihat dari belakang.

"Dari Sa'id bin Abi Waqas, ia berkata, "Saya lihat Nabi SAW memberi salam ke kanan dan ke kiri sehingga keliahatan putih pipi beliau," HR Muslim.

23. Hendaklah meniatkan diri untuk memberi salam kepada yang berada disebalah kanan maupin kiri, baik untuk manusia maupun para malaikat saat memberi salam.

Selain sunah-sunah yang telah disebutkan di atas, dalam mazhab Imam Syafii terdapat dua sunah yang jika ditinggakan maka harus diganti dengan sujud sahwi. Sunah ini disebut dengan sunah ab'adh.

Pertama, duduk tasyahud awal beserta bacaan salawat didalamnya, yang dilakukan setelah sujud terakhir pada rakaat kedua, sebelum berdiri untuk rakaat ketiga. 

"Dari Abdullah bin Buhainah, "Kami telah Salat Zuhur bersama-sama Rasulullah SAW, beliau berdiri dan beliau ketinggalan duduk tasyahud pertama, maka pada akhir salat, beliau sujud dua kali," HR Bukhari dan Muslim.

Kedua, qunut setelah i'tidal pada rakaat terakhir salat Subuh.

"Dari Anas, ia berkata, "Rasulullah SAW senantiasa membaca do'a qunut pada salat Subuh hingga sampai saat beliau meninggal dunia," HR Imam Ahmad.

Sebagian ulama berpendapat bahwa qunut dalam salat subuh tidaklah disunahkan, karena menurut mereka hadis yang mendasari hal tersebut ialah hadis daif. 

Qunut yang disyariatkan hanyalah qunut Nazilah yakni qunut yang dilakukan karena ada bahaya seperti saat menyebar wabah penyakit, ataupun saat kemarau berkepanjangan. Qunut dalam kondisi ini berlaku pada semua salat wajib tidak hanya pada salat subuh.

"Dari Anas, "Sesungguhnya Nabi SAW, telah membaca qunut satu bulan lamanya, beliau mendo'akan segolongan masyarakat Arab, kemudian beliau hentikan," HR Ahmad, Muslim, Nasai dan Ibnu Majah.

Kedua sunah ini jika tidak dikerjakan karena lupa maka perlu diganti dengan sujud sahwi.

Itulah kiranya sunah-sunah yang terdapat dalam salat, perkara ini perlu dipahami dengan baik agar mengurangi kekeliruan dalam membedakannya dengan rukun, atau keharusan menggantinya dengan sujud sahwi ketika lupa melaksanakannya. (Ree/Wil)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Wildan Mukhlishah Sy
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV