JEMBER - JEMBER - Kewajiban bagi guru untuk mengisi aplikasi 'Si Keren' sempat dikeluhkan beberapa guru dan Aktivis Pendidikan Jember.
Mereka menilai, aplikasi itu merepotkan dan sempat diakui membuat stres sejumlah guru.
Bahkan 'Si Keren' juga diakui sering eror. Sehingga data yang sudah digarap selama sebulan mendadak hilang.
Kondisi itu, membuat mereka terpaksa entry dan menginput kembali data dari awal.
Keluhan tersebut, mendapat respon dari Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Jember, Hadi Mulyono.
Hadi menyadari, bahwa terkait proses input pada aplikasi 'Si Keren' bagi semua ASN, baik guru dan P3K diawal-awal akan ada kendala atau mengalami kesulitan.
"Baik kendala proses input, dari kesiapan setiap persone, maupun sarana prasarana," ujarnya via WhatsApp, Selasa (1/11/2022).
Hadi juga mengaku, dengan adanya kendala yang dialami guru maupun ASN, pihaknya akan mencarikan solusi dan jalan keluarnya.
"Yaitu, proses sosialisasi input 'Si Keren' dan penyempurnaan kemampuan sarana server dengan komunikasi OPD terkait," ucapnya.
Sayangnya, Hadi hanya merespon pertanyaan wartawan terkiat keluhan guru terkait sistem aplikasi itu saja.
Sedangkan keluhan para guru yang menilai adanya aplikasi itu merepotkan mereka, Hadi belum menjawabnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah guru di Kabupaten Jember mengaku stres dan mengaku terbebani dengan kewajiban mengisi aplikasi tersebut.
Bahkan Aktivis Pendidikan Jawa Timur Ilham Wahyudi berpendapat, kebijakan pengisian aplikasi itu agar ditiadakan.
Selain mengganggu tugas utama guru selaku sebagai pendidik dan pembimbing di sekolah, kewajiban itu membuat para guru tertekan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara F |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi