SUARA INDONESIA

Unipra Surabaya Gelar Diskusi Kebangsaan, 3 Pemateri Ajak Mahasiswa Merawat Toleransi

Lukman Hadi - 10 November 2022 | 04:11 - Dibaca 1.67k kali
Pendidikan Unipra Surabaya Gelar Diskusi Kebangsaan, 3 Pemateri Ajak Mahasiswa Merawat Toleransi
Unipra Surabaya Gelar Diskusi Kebangsaan, 3 Pemateri Ajak Mahasiswa Merawat Toleransi.

SURABAYA - Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Simanjuntak menghadiri diskusi kebangsaan dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November di Universitas WR Supratman (Unipra) Surabaya.

Dalam diskusi ini, tidak hanya Sahat yang dihadirkan, tetapi juga menggandeng komunitas lintas agama dan Kanit V Sat Intelkam (Radikalisasi dan Intoleransi) Polrestabes Surabaya, Ahmad Sari.

Pertama, Sahat memberikan apresiasi kepada mahasiswa Unipra Surabaya telah menggelar diskusi penguatan spiritual terhadap nilai-nilai kepahlawanan.

"Ini menjadi bertambah keyakinan kita, generasi muda khususnya mahasiswa itu sangat peduli terhadap hal-hal kebangsaan dan kenegaraan kita," ujar Sahat ketika diwawancarai selepas acara, Rabu (9/11/2022).

Dengan tegas, Sekretaris DPD Golkar Jatim ini mendukung penuh mahasiswa yang aktif dalam melakukan segala kajian atau diskusi bertemakan kebangsaan.

"Kita memberikan dukungan penuh terhadap semua tema-tema kebangsaan, tema-tema kenegaraan yang menjadi bagian dari bahan diskusi mahasiswa," tegas dia.

Ia juga menyinggung perihal nilai-nilai toleransi yang sudah semestinya terus dipupuk antar sesama umat beragama dalam bingkai silaturahmi dan komitmen kebangsaan.

"Hubungan persaudaraan yang kita bangun dengan berbagai macam perbedaan ini menjadi kekuatan bersama untuk menjaga keutuhan NKRI," tukasnya.

Sementara itu, Kanit V Sat Intelkam (Radikalisasi dan Intoleransi) Polrestabes Surabaya, Ahmad Sari mengatakan, salah satu cara untuk mencegah terjadinya tindakan intoleransi antar umat beragama yaitu dengan mempertajam wawasan kebangsaan.

"Kita tidak boleh eksklusif, kita harus toleransi, lawannya intoleransi kan kita harus toleransi, harus tasamuh, harus saling menghargai dan kunci yang paling penting itu adalah moderasi dalam beragama," jelasnya.

Spirit toleransi juga dipandang penting oleh Romo Fransiskus Gilang Agcira Pradana, perwakilan dari lintas agama. Menurut dia, situasi bangsa ini sangat mudah disulut oleh politik identitas.

Oleh karena itu, ia menilai diskusi seperti ini cukup relevan untuk terus digaungkan sebagai momentum membumikan toleransi beragama dan bernegara.

"Jadi bagaimana kita diajak untuk merenungkan kembali kebhinekaan kita sebagai satu bangsa Indonesia dan tidak mudah dikotak-kotakan (beda-bedakan)," beber Romo Fransiskus.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya