SUARA INDONESIA, JEMBER- RA Ulul Albab Mangli Jember menanamkan nilai toleransi sejak dini dengan melakukan kunjungan ke berbagai tempat ibadah umat beragama yang ada di Jember.
Kunjungan tersebut dilakukan selama dibagi perkelas selama dua hari. Kamis (29/02/2024) untuk kelas RA B dan Jum'at (01/03/2024) untuk kelas RA B.
Koordinator RA Ulul Albab Mangli Jember Yuni Putri Ariyanti, mengatakan kunjungan tersebut diawali dengan mengunjungi gereja katolik Santo Paulus, Vihara Jagatnata Maitreya, Makam KH Sidiq, Masjid Raudhatul Mukhlisin dan berakhir Klenteng TITD Pay Lien San.
Yuni menjelaskan, pihaknya sengaja mengadakan kegiatan tersebut tidak hanya untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, tetapi juga mengenalkan keanekaragaman budaya di Indonesia yang dapat dilihat dari bangunan rumah ibadah masing-masing agama.
"Tujuannya yang pertama Budaya Bhinneka Tunggal Ika, tentang profil Pancasila. Yang kedua kita harus memberikan kepada anak-anak edukasi bagaimana bertoleransi sejak dini," paparnya.
Dirinya berharap dengan adanya kegiatan tersebut anak-anak bisa memahami perbedaan, sehingga tidak mudah untuk membenci orang lain yang berbeda golongan hingga agama.
"Dan ketika ada teman-teman baik di lingkungan sekolah manapun atau organisasi manapun, ketika nanti kelak anak dewasa jadi paham dan bisa menghargai," tuturnya.
Hal senada juga diucapkan Wakil Ketua Pengurus Klenteng TITD Pay Lien San Hery Novem saat menyambu hangat kunjungan siswa-siswi RA Ulul Albab Mangli Jember.
Menurutnya, sudah seharusnya nilai-nila toleransi ditanamkan sejak dini, sehingga sedari kecil, anak telah mengetahui adanya perbedaan dan keanekaragaman di Indonesia
Lalu, ketika anak-anak itu tumbuh dewasa, kata dia mereka tidak mudah membenci orang-orang dari agama maupun golongan lain.
"Saya menanggapi sangat positif sekali ya karena di usia dini, mereka anak-anak itu sudah diajarkan untuk mengenal tempat ibadah lain dan mengenal toleransi," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Wildan Mukhlishah Sy |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi