SUARA INDONESIA

Di Kampar Ada Murid SD Belajar di Bangunan Bekas WC

Yudha Pratama - 04 June 2024 | 13:06 - Dibaca 1.49k kali
Pendidikan Di Kampar Ada Murid SD Belajar di Bangunan Bekas WC
Potret Murid SDN 002 Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, di depan ruang kelas bekas bangunan WC. (Foto: Istimewa)

SUARA INDONESIA, KAMPAR - Belasan murid UPT SDN 002 Tanjung Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, terpaksa melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di bangunan bekas WC yang diubah menjadi ruang kelas. Ini lantaran kekurangan ruang kelas.

Wali Kelas 1 SDN 002 Tanjung, Rosmaniar saat diwawancara tak menampik perihal tersebut. Dia mengatakan bahwa jumlah murid yang mengikuti proses belajar dalam ruang kelas tersebut berjumlah 18 orang.

Dimana, kata dia, ruang kelas yang digunakan itu merupakan bekas bangunan WC.

"Jumlah murid kelas 1 yang lagi melaksanakan aktivitas belajar sebanyak 18 orang, dimana bangunan ini dulunya WC yang disulap menjadi ruang kelas belajar dan kegiatan belajar mengajar di ruangan ini lebih kurang 5 tahun lamanya," ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, Rosmaniar mengungkapkan dirinya sangat berharap agar pemerintah melalui dinas terkait dapat membantu memberikan fasiltas yakni ruang kelas yang baru, sehingga proses belajar dan mengajar dapat berjalan dengan baik dan nyaman.

"Kami berharap adanya bantuan lokal baru dari dinas terkait maupun pemerintah Kabupaten Kampar karena tidak layaknya bangunan ini terpaksa kami pakai sebab lokal belum ada, sehingga kami memohon agar kepada dinas terkait untuk dibangunkan ruang kelas belajar yang baru," ucapnya dengan lirih.

Selaras, Kepala Sekolah SDN 002 Tanjung, Apriwardi juga tak menampik perihal bangunan WC yang digunakan untuk proses belajar dan mengajar.

Ia mengaku telah banyak wali murid yang tidak sepakat anaknya belajar di ruangan yang sempit itu.

Menurutnya, bangunan bekas WC terpaksa digunakan lantaran pihak sekolah masih kekurangan lokal atau ruang kelas.

"Memang benar akibat UPT SDN 002 Tanjung kekurangan lokal atau ruang kelas belajar terpaksa murid kelas 1 sebanyak 18 orang melaksanakan aktivitas belajar mengajar dibangunan WC yang dipermak menjadi ruang kelas belajar dan sebagian wali murid ada yang tidak setuju anak- anaknya belajar di ruangan yang berukuran kecil serta sempit karena mereka menilai bangunan tersebut tidak layak," tuturnya.

Dulu, kata dia, bangunan yang dijadikan anak-anak belajar saat ini memang bangunan WC dan waktu itu almarhum kepala sekolah yang lama berinisiatif karena lokal tidak ada maka diambil sedikit dari dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) untuk merehab WC tersebut dengan cara diperlebar.

"Sedangkan Aktivitas belajar siswa/ siswi kelas 1 ruangan tersebut sudah lebih kurang 5 tahun lamanya akibat sekolah kita ini kekurangan lokal sebanyak 2 lokal," jelas Apriwardi.

Apri juga mengaku bahwa pihaknya saat ini sangat membutuhkan dua lokal untuk digunakan. Lalu, ditambah lagi dengan ruang guru

"Sekolah kita ini kekurangan 2 lokal ditambah lagi ruang guru dan ruang guru ini dijadikan ruang kelas belajar, dimana gedung perpustakaan terpaksa kami pakai menjadi ruang guru sekaligus kantor. Jumlah murid dari kelas 1 sampai kelas VI sebanyak 223 siswa/ siswi, dimana rombongan belajar (Rombel) ada 11 lokal yang terdiri dari kelas 1 ada dua lokal, kelas II dua lokal, kelas III  satu lokal, kelas IV dua lokal, kelas V dua lokal, kelas VI dua lokal dan jumlah seluruh 11 lokal," bebernya.

"Saya selaku kepala UPT SDN 002 Tanjung memohon dan berharap sekali kepada pemerintah maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar agar dibantu dibangunkan ruang kelas belajar yang baru disekolah kami ini," ungkap Apriwardi memungkasi. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Yudha Pratama
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya