TUBAN - Hampir semua orang ingin menikmati masa tuanya dengan tenang dan bahagia di usia senja. Dan di momen Lebaran bisa berkumpul dengan keluarga dan anak. Namun, tidak semua orang bisa mendapatkan hal itu.
Seperti kakek Darmadi, yang harus menjalani pilunya kehidupan. Di usia yang tak lagi muda, setiap harinya kakek Darmadi harus mengayuh sepeda ontel sejauh kurang lebih 15 kilometer untuk menggelar lapaknya menjadi tukang sol sepatu dan sandal.
Di usia 75 tahun kakek Darmadi sebagai tukang sol sepatu dan sandal berangkat dengan sepeda ontelnya dari Desa Sugihan, Kecamatan Merakurak, menuju Jalan Letda Sucipto, Mondokan, Tuban. Dengan gerobak yang berisi sepatu dan sandal yang telah dijahit.
Kakek Darmadi mengaku, bahwa ia sekarang hidup sebatang kara. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya harus rela mengorbankan masa tuanya dengan tetap bekerja sebagai tukang sol sepatu dan sandal.
"Lak mboten kerjo terus Kulo njalok maem sinten, kulo niki teng griyo dewean (kalau saya tidak kerja mau minta makan siapa, saya di rumah hidup sendiri)," ucap kakek Darmadi kepada suaraindonesia.co.id, Rabu, (12/05/2021).
Di tengah teriknya matahari, kakek Darmadi hanya bisa menunggu ketika ada orang yang akan memperbaiki sepatunya. Dan pandemi Covid-19 membuat penghasilannya tidak menentu.
"Hasile yo ora nentu kadang yo 50 Sampek 70, kadang ora ono blas. Penting iso dinggo mangan nak, (Hasilnya tidak menentu kadang bisa 50 sampai 70 ribu, kadang malah tidak ada sama sekali. Penting bisa dibuat makan)," ungkap kakek Darmadi.
Tubuhnya yang renta kakek Darmadi, dalam perjalanan seringkali jatuh dengan ontel yang mengangkut gerobaknya tersebut. Namun, itu tak membuat kakek Darmadi putus asa.
Besok, dalam momen lebaran yang merupakan hari kemenangan orang Islam, ia harus tetap membuka lapak sol sepatunya. Kakek Darmadi harus menanggalkan hari kemenangan tersebut demi untuk bertahan hidup.
"Gerobak seng diwei semen iki pesok, mergo tak gawe tibo neng dalan. Sesok mari nyekar yo berangkat maneh, jam 9 uwes nyampek kene. (Gerobak yang dikasih semen ini sudah penyok, karena saya habis jatuh dijalan. Besok sesudah nyekar iya berangkat lagi, jam 9 sudah sampai sini)," ujarnya.
Selain itu, kakek Darmadi juga menceritakan, bahwa mempunyai anak di Kalimantan yang tinggal bersama istrinya. Ia berharap anaknya pada lebaran tahun ini bisa pulang.
Namun, harapan kakek Darmadi itu pupus lantaran anaknya tidak bisa pulang. Karena adanya larangan mudik ditengah pandemi Covid-19.
"Jenenge wong tuwo iki pengen eroh anak neng ulan riyoyo iki. Opo maneh aku Iki uwes tuwo raonok seng ngrumat, mosok mbesok aku mati anakku raroh. Saiki jare ora muleh mergo ora oleh negoro, jarene onok corono kuwi. (Namanya orang tua pasti pengen ketemu anaknya di bulan Lebaran ini. Apa lagi saya ini sudah tua tidak ada lagi yang merawat, masak ketika nanti aku mati anakku tidak tahu. Sekarang katanya tidak bisa pulang sama Negara, katanya ada Corona itu)," keluhnya.
Sekadar diketahui, Kakek Darmadi setiap jam 09.00 WIB sudah membuka sol sepatu dan sandalnya di Jalan Letda Sucipto tepatnya di barat dealer mobil Srikandi Diamond Indah Motors. Selain melayani sol sepatu dan sandal, ia juga menjual sepatu bekas yang layak pakai. (Irq/Nang).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : M. Efendi |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi