SUARA INDONESIA

Ingkari Komitmen, Warga Cempokorejo Tuban Tutup Akses Jalan Usaha Tambak Udang

M. Efendi - 28 May 2021 | 17:05 - Dibaca 2.54k kali
Peristiwa Daerah Ingkari Komitmen, Warga Cempokorejo Tuban Tutup Akses Jalan Usaha Tambak Udang
Puluhan warga Cempokorejo saat menggelar aksi penutupan akses jalan menuju tambak udang yang diduga cemari lingkungan, (Irqam/suaraindonesia.co.id)

TUBAN - Maraknya tambak udang di Desa Cepokorejo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, yang diduga mencemari lingkungan membuat masyarakat sekitar geram, sehingga membuat mereka menutup akses jalan menuju lokasi tambak, Jumat (28/05/2021).

Kemarahan warga memuncak ketika pengusaha tambak udang dianggap telah mengikari komitmen bersama antara warga setempat dan pemilik tambak.

Korlap aksi, Didik mengatakan, ini merupakan bentuk penolakan warga atas adanya aktivitas tambak udang yang meresahkan warga akibat pencemaran lingkungan di desa setempat. 

"Sebenarnya dari tahun 2019, kami sudah melakukan protes ke Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perikanan Tuban, tetapi hingga hampir 2 tahun tidak ada titik temunya," kata Didik kepada awak media lokasi aksi.

Menurutnya, pada pertengahan tahun 2020 lalu sempat ada kesepakatan antara masyarakat dan pengusaha tambak udang. Dimana sebelum ada kajian resmi dari pemerintah daerah, pengusaha dilarang melakukan aktivitas budidaya tambak sampai jeda waktu yang tidak ditentukan. 

"Hari ini pengusaha telah mengikari apa yang sudah menjadi kesepakatan. Saat ini diindikasikan bahwa pengusaha sudah mengoperasikan tambaknya, jadi kita bersama Pemerintah Desa melakukan penutupan akses jalan menuju tambak," tegasnya.

Didik juga menyebut, aktivitas tambak udang juga mencemari lingkungan sekitar dan berdampak pada sektor pertanian masyarakat Desa Cepokorejo, sehingga menyebabkan hasil pertanian menurun.

"Dulu air di sekitar perkampungan itu adem dan semenjak adanya tambak udang, air menjadi payau. Begitu juga pada pertanian, pada radius 1 kilometer ketika petani mengambil air bawah tanah, air itu menjadi payau. Hasil pertanian juga menurun," tegas Didik.

Ia menambahkan, penutupan akses jalan tambak oleh warga direncanakan ada di 3 tempat dari 9 titik tambak udang. Namun, hanya sebagian saja yang ditutup, karena yang lain merupakan jalan desa.

"Pemilik tambak udang kalau tidak salah ada Haji Imam, Bapak Imam dan yang lain saya lupa. Rata-rata yang punya tambak bukan orang asli Cepokorejo, tapi dari luar daerah. Saya juga berharap pemerintah itu hadir ketika masyarakat mengeluh, seperti persoalan ini," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Cepokorejo, Yaskur mengatakan, terdapat 2 pengusaha tambak udang yang melakukan aktivitas sebelum komitmen kesepakatan antara warga itu selesai. Sehingga masyarakat melakukan penutupan akses jalan.

"Kesepakatan bersama itu dituangkan dalam berita acara untuk menjadi komitmen bersama, nanti pengusaha tambak udang itu bisa beroperasi lagi atau tidak itu ditentukan melalui kajian dari Universitas Brawijaya. Sampai hari ini, kajian itu belum turun. Tapi ada pengusaha yang sudah melakukan aktivitas," jelasnya.

Pihak Desa Cepokorejo, lanjut dia, juga dipanggil oleh Pemerintah Kabupaten Tuban untuk Penyelesaian polemik warga dan pengusaha tambak udang ini. 

"Senin kita dipanggil di ruangan Sekda terkait persoalan tadi pagi. Saya kurang tau besok itu pemaparan hasil kajian atau tidak," pungkasnya. (Irq/Nang). 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M. Efendi
Editor : Nanang Habibi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya