TRENGGALEK - Hampir dua tahun wabah Covid-19 telah merubah pola kehidupan umat manusia. Mulai dari kegiatan sehari-hari hingga pendidikan dan seluruh sektor. Selama itu pula pelaksanaan pendidikan anak usia dini juga digelar secara daring dan luring.
Melihat kondisi tersebut Novita Hardini selaku Ketua Tim Penggerak PKK Trengggalek merasa perlu memperjuangkan hak anak usia dini di tengah wabah Covid-19 agar segera digelar pembelajaran tatap muka (PTM).
Menurut Novita, dampak wabah Covid-19 yang berimbas pada pendidikan menjadikan orang tua harus secara ramah dan telaten dalam membimbing buah hati.
"Meski sudah ada wacana belajar tatap muka, siswa harus mengikuti setiap SOP yang wajib penuhi," ucapnya, Selasa (13/7/2021).
Lanjut Novita, dalam hal ini orang tua harus bisa mengajarkan anak untuk memulai pola hidup baru disekolah. Artinya ketika belajar tatap muka dimulai siswa sudah mengerti dan faham bagaimana menerapkan protokol kesehatan dengan benar.
Jadi orang tua juga harus memberikan edukasi tentang protokol kesehatan seperti jaga jarak ketika akan masuk kelas. Mencuci tangan dengan benar, menggunakan sabun, serta pembelajaran memakai masker atau face shield bila ada.
Semua ini dilakukan tentunya untuk menjaga pendidik dan peserta didik dari bahaya pandemi agar hak-hak pendidikan anak didik bisa terpenuhi.
"Kami merasa ini perlu di perjuangkan, karena hak pendidikan tatap muka bagi para generasi penerus bangsa ini harus segera dilakukan," ujarnya.
Masih menurut Novita, interaksi secara langsung dibutuhkan agar anak di usia pendidikan dini ini bisa membentuk karakter yang baik. Apalagi diantara mereka tinggal menyisakan satu tahun atau dua tahun saja.
Bahkan ada yang hanya hitungan bulan untuk bisa menikmati sisa usia emas mereka. Beberapa metode pada PAUD juga harus ditata, mulai dari pengenalan huruf, angka dan warna sambil bermain.
"Dengan begitu, hak-hak bermain anak di usia ini tidak terampas," harapnya.
Disampaikannya, saat pihaknya juga telah berusaha melakukan evaluasi simulasi pembelajaran tatap muka di lembaga pendidikan.
Tentu tujuannya, untuk menekan kasus penyebaran Covid-19 meningkat tajam. Dengan penyebaran virus yang berlangsung cepat, jangan sampai pelonjakan kasus ada di mana-mana.
Secara kurikulum, lembaga telah baik dalam menjalankannya, namun di harapkan ada perbaikan sistem pembelajaran daring bila hingga Juli nanti kita masih belum bisa menjalankan pembelajaran tatap muka.
"Secara umum lembaga pendidikan ini telah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka, namun juga harus menyesuaikan perkembangan Covid 19 dan rekomendasi dari Satgas yang ada," pungkasnya. (adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Rudi Yuni |
Editor | : Nanang Habibi |
Komentar & Reaksi