TUBAN - Sejumlah warga Dusun Krajan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, melakukan protes terhadap Pabrik Es yang berada di Jalan Raya Bektiharjo. Pabrik dituding mencemari sungai dengan limbah.
Warga setempat, Lilik (35) menuturkan, bahwa warga melihat cairan warna putih yang mengambang di permukaan air yang berasal dari Pabrik Es sekitar pukul 13.00 WIB. Dimana cairan tersebut membuat ikan yang berada kawasan objek wisata Pemandian Bektiharjo mati.
"Tidak hanya ikan yang mati, namun rumput di tepi sungai juga mati karena aliran limbah dari Pabrik Es. Tadi kita langsung lapor ke polisi, saat ini sudah ada di lokasi untuk mengecek. Kita tunggu hasilnya bagaimana," jelas Lilik, Sabtu (17/07/2021).
Sementara itu, pedagang yang berada di objek wisata Pemandian Bektiharjo, Iwan (40) mengaku, melihat kepulan asap dari arah barat dengan bau yang menyengat dan membuat sesak nafas.
"Saya kira asap itu dari pembakaran makam ternyata setelah dicek dari limbah dari Pabrik Es yang berada di dekat sungai," ujarnya.
Iwan juga menambahkan, jika air sungai berubah warna putih kebiruan. Dan mendapati ikan-ikan mati.
"Air sungai membuat mata perih dan saya tadi dapat 4 ikan gabus yang mati. Serta kata warga sekitar air sungai ini tercemar akibat zat amonia dari Pabrik Es," ungkapnya.
Dikonfirmasi terpisah, Pemilik Pabrik Es, Lanita (70) mengatakan, memang ada kebocoran gas amonia dari aktivitas produksi pabriknya yang mengakibatkan cairan masuk ke sungai.
"Tadi saya mencium ada bau, langsung menghubungi teknis dari Jombang. Mereka menyuruh untuk mematikan kran dan sisan gas amonia itu dimasukkan drum berisi air," katanya.
Secara teknis, Lanita menyebut kebocoran gas amonia sudah bisa ditangani, serta tidak ada lagi yang masuk sungai.
"Sudah bisa ditangani, tetapi belum bisa diperbaiki karena menunggu teknisinya datang ke Tuban," pungkasnya.
Pantauan di lokasi, anggota kepolisian dari Polsek Semanding masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). (Irq/Imm).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : M. Efendi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi