BANYUWANGI- Demam Berdarah Dengue (DBD) mengganas di Kabupaten Banyuwangi. Hingga Juni 2022 Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat, kasus DBD di daerah ini sudah mencapai 265 kasus dengan angka kematian 8 orang.
Penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu, sudah melebihi kasus sepanjang tahun lalu. Tercatat sejak Januari hingga Desember 2021,hanya terdata 92 kasus di Banyuwangi.
Kasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banyuwangi, Achmad Yunus Setiawan menyebut, Banyuwangi merupakan daerah endemis DBD. Artinya, setiap tahun kasus ini terus dijumpai.
"Sehingga masyarakat perlu siaga dan waspada, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan masing-masing agar terhindar dari DBD," harap Yunus, Minggu (26/6/2022).
Menurutnya, Dinkes Banyuwangi telah melakukan upaya preventif dalam mengendalikan DBD ini. Utamanya menggencarkan program Gertak PSN (Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk).
Seluruh masyarakat juga diimbau untuk lebih peduli dengan kasus DBD ini, dengan melakukan sederet pencegahan. Mulai dari menguras bak mandi seminggu sekali, bersihkan seluruh penampungan air dan meminimalisir tempat yang mungkin menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
“Seperti genangan air di sekitar pemukiman. Seperti talang air, ban bekas, kaleng, botol, plastik, hingga gelas bekas air mineral,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi