PASURUAN - Lima orang menderita luka lepuh usai gas elpiji yang hendak digunakan memasak ngowos. Kelimanya dilarikan ke RSUD Bangil untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dari lima tersebut, empat diantaranya masih sekeluarga. Mereka adalah Rokha, 81 dan anaknya, Huzaimah, 51, serta kedua cucunya Huroida, 31 dan juga Hardiyanti Rukmana, 23. Sementara, satu orang lainnya, Humaimah, 60, merupakan tetangga tetangga.
Insiden memilukan itu, berlangsung di Desa Sumberglagah, Kecamatan Rembang, Minggu (5/2). Informasinya, kejadian tersebut bermula saat gas dari tabung gas elpiji 3 kg yang digunakan untuk memasak, habis. Sehingga dilakukan penggantian.
Saat pemasangan regulator itulah, masalah muncul. Karena tabungnya ngowos. Sempat dilakukan pembenahan. Namun, ngowos kembali.
Makhrus, suami dari Hardiyanti memutuskan untuk memasukkan tabung itu ke bak mandi. Tapi tetap saja, masih ngowos. Dengan ditandai gelembung yang muncul dari tangung elpiji.
Hardiyanti yang mendapati suaminya, Makhrus tak kunjung keluar dari kamar mandi, menengok ke kamar mandi. Di situlah ia tampak melihat suaminya lemas. Dan akhirnya menariknya bersama, Humaimah ke luar mandi.
Selang beberapa menit kemudian, tungku dapur Huzaimah dinyalakan. Gas yang sudah menyebar langsung meletup. Dan melepuhkan kulit lima orang yang berada di dapur dan dekat kamar mandi tersebut.
Kapolsek Rembang, AKP Slamet Aji menjelaskan, gas tersebut meleduk setelah adanya api yang bersumber dari tungku. Kebetulan, dapur tempat tungku tersebut, tak jauh dari kamar mandi. Sementara, kamar mandi tersebut, masih banyak diisi gas elpiji.
"Begitu tunggu nyala, blummpp, kelima orang menjadi korban tabung gas elpiji yang ngowos," tuturnya.
Para korban sulutan gas meleduk itu, dilarikan ke RSUD Bangil. Mereka menjalani perawatan di IGD, lantaran luka bakar yang dialami.
"Ada yang menderita luka di bagian wajah. Ada pula yang di bagian kaki, serta ada yang di bagian punggung ataupun tangannya," sampainya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Awin Wildania |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi