SUARA INDONESIA

Musim Kemarau Ditunggu, Petani Garam di Sampang Berharap Harga Garam Tetap Stabil

Hoirur Rosikin - 17 April 2023 | 11:04 - Dibaca 926 kali
Peristiwa Daerah Musim Kemarau Ditunggu, Petani Garam di Sampang Berharap Harga Garam Tetap Stabil
Tumpukan Garam lokal Desa Marparan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang (Foto; Rosy/SuaraIndonesia.co.id)

SAMPANG - SuaraIndonesia.co.id - Melihat kondisi harga Garam yang tidak bisa di pastikan, kadang naik kadang turun, membuat petani Garam di Sampang resah di tahun 2023.

Meskipun hari ini di bulan April harga garam tembus 300 ribu ada yang 320 ribu perkarung di petani, yang biasa perkarung 40 ribu hingga 50 ribu, kini mengalami kenaikan di pasar lokal Kabupaten Sampang.

Tapi menurut Asdih (32 tahun) salah satu Petani Garam Asal Kecamatan Sreseh, biasanya kalau harga garam ada di puncak tertinggi, biasanya mengalami penurunan secara signifikan ketika memasuki produksi Garam.

"Seperti sebelum pandemi melanda, pernah mencapai angka harga tertinggi tapi setalah memasuki produksi harga Garam anjlok, ini yang saya takutkan," Ucapnya, Senin (17/03/2023).

Bahkan dirinya menjalankan, anjloknya harga Garam sebelum Pandemi Sampek 30 ribu perkarung, dan saat itu juga hasil dari penjualan tidak sesuai yang diharapkan petani.

"Kami sangat berharap, terhadap pemerintah untuk tidak lagi mengimpor Garam, agar garam petani bisa terserap dengan harga yang seimbang," jelasnya.

Selian itu Alam (40 tahun) petani Garam asal kecamatan Pengaringan juga berharap, pemerintah lebih memperhatikan aspirasi harga Garam kedepannya.

"Saya berharap menjalang musim produksi garam yang bentar lagi, harga Garam masih tetap stabil, meskipun ada penurunan, tapi tidak terlalu signifikan," jelasnya, Senin (17/04/2023).

Dirinya menambahkan, setelah bulan Ramadhan akhir bulan April 2023 petani Garam akan mulai memproduksi Garam kembali, saat ini pun sudah ada petani Garam yang sudah mengeringkan lahannya.

"Dan sekarang sudah mengalami musim pancaroba, dari musim hujan mau ke musim kemarau," jelasnya.

Selian itu Munadek (40 tahun) Asal Kecamatan Pengarengan selaku pengepul Garam petani menjelaskan, pihaknya hanyalah pembeli Garam dari petani dan dijual kembali, dan masalah harga dirinya mengikuti pasar Nasional.

"Artinya kami mengikuti perkembangan pasar juga, sebagai pengepul dan pembeli juga berharap harga Garam tetap bertahan di musim produksi," Pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Hoirur Rosikin
Editor : Danu Sukendro

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV