BONDOWOSO - Sejumlah warga Desa Kemirian, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mendadak menjadi heboh.
Pasalnya, malam Jumat (16/7/2021) beberapa oknum warga berebut jenazah dari petugas, saat hendak menguburkan dengan protokol kesehatan.
Tidak hanya itu, massa juga membakar peti jenazah yang sebelumnya digunakan untuk mayat.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media, jenazah tersebut adalah seorang warga di Desa tersebut meninggal karena terpapar positif virus Covid-19.
Dalam foto yang sudah beredar di grup whatsapp, jenazah oleh warga tidak dimakamkan bersama dengan peti jenazah.
Melainkan, dipindah ke keranda serta dimandikan kembali oleh pihak keluarga. Lalu dimakamkan tidak dengan cara protokol kesehatan.
Salah seorang warga, SB (27th), mengatakan, warga sekitar yang sedang melayat memang sudah dari siang hari menunggu kepulangan jenazah tersebut.
"Tadi pagi ada kabar tetangga meninggal karena covid19, spontan warga mendatangi rumah duka," ujarnya.
Ditambahkannya, warga seusai mendapat kabar meninggal tetangganya tersebut seperti biasa langsung melakukan persiapan pemakaman.
" Bahkan liang kubur sudah selesai digali sebelum sholat Jum'at," tambahnya.
Usai sholat Jumat, warga kembali berkumpul di rumah duka untuk menunggu kedatangan jenazah dari rumah sakit, namun hingga sore belum juga datang.
"Warga mulai bosan dan mungkin kesal karena merasa pemulangan jenazah diperlambat," sambungnya.
Lebih lanjut, setelah salat Maghrib warga kembali berkumpul dengan jumlah yang lebih banyak. Sekira jam 20:00 wib terdengar suara sirine ambulan dari arah barat.
"Sontak warga menghadang ambulan lalu keluarkan peti jenazah tersebut lalu membawa ke musholla," terangnya.
Setelah itu, peti dibongkar dan dibakar di pinggir sungai yang tak jauh dari lokasi pembokaran tersebut.
"Habis itu jenazah digotong lalu dimandikan oleh warga, setelah disholatkan lanjut pemakaman," pungkasnya.
Mahfud Junaedi, Camat Tamanan belum dapat menjelaskan detail kronologi pembakaran peti jenazah tersebut.
"Informasi yang saya dapat, pemakaman itu dimakamkan seperti biasa. Tidak memakai prosedur protokol kesehatan APD lengkap," ujarnya.
Disisi lain, Sulaiman Yahya, Kepala Desa (Kades) Kemirian belum dapat dikonfirmasi. Ketika dihubungi melalui sambungan telepon, dirinya belum merespon.
Sementara itu, Adi Sunaryadi, Plt Kalaksa BPBD Bondowoso juga membenarkan, bahwa jenazah tersebut berasal dari RSUD dr Koesnadi.
"Ada sepuluh orang petugas BPBD dari kami yang berangkat bersama-sama dengan mobil ambulans untuk memakamkan secara protokol kesehatan," bebernya.
Namun, informasi yang beredar ketika petugas dan ambulans datang, massa pun sudah berkumpul.
Sementara itu, sebelumnya dari pihak RSUD dr Koesnadi juga sudah memberikan statement. Bagaimana prosedur rawat jenazah di RSUD dr Koesnadi bagi yang beragama Islam.
Selain itu jika kurang yakin dapat meminta diberi tanah pada jenazah tersebut.
"Posisi jenazah miring ke arah kiblat. Jika keluarga berkenan, dapat ikut memandikan dengan diberi APD lengkap," ungkap Mualis, sebagai Kepala Instalasi Rawat Jenazah RSU dr Koesnadi Bondowoso.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi