BONDOWOSO, suaraindonesia.co.id - Puluhan petani di Desa Suling Wetan, Kecamatan Cermee, Kabupaten Bondowoso ricuh dengan distributor pupuk bersubsidi CV Karunia di kantor desa setempat, Rabu (13/09/2023).
Kericuhan bermula ketika 14 kelompok tani meminta pada distributor pindah kios penebusan pupuk bersubsidi. Karena tidak terpenuhi, akhirnya puluhan petani mengamuk, hingga terjadi aksi pelemparan kursi di kantor desa.
Hartodi, Ketua HIPPA Desa Suling Wetan menjelaskan, kerusuhan terjadi saat rapat koordinasi antara 14 kelompok tani dengan Distributor pupuk bersubsidi dan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).
“Petani minta pindah kios untuk menebus pupuk bersubsidi ke Desa Suling Kulon, karena respon distributor terlalu alot dan berbelit-belit, akhirnya petani marah dan terjadi kericuhan, hingga petani melempar kursi,” kata Hartodi di suaraindonesia.co.id , Rabu (14/09) /2023).
Lebih lanjut, Hartodi mengatakan, para petani meminta untuk memindahkan tempat penebusan pupuk bersubsidi, karena kios sebelumnya dinilai kurang terbuka atau transparan.
Setelah para petani marah, akhirnya permintaan mereka dipenuhi oleh Distributor dengan membuat surat pernyataan untuk pindah tempat nebus pupuk.
Ia berharap penyaluran pupuk bersubsidi ke depan bisa menjangkau petani secara langsung.
“Jika ada petani yang belum terdaftar, petugas penyuluh lapangan (PPL) harus segera mendata,” ujarnya.
Sementara itu, Kamat Cermee Dwi Purnomo membenarkan terjadinya kerusuhan antara petani dengan Distributor Pupuk bersubsidi di Desa Suling Wetan.
“Setelah ada mediasi oleh perwakilan petani, Pemerintah Desa, dengan Distributor akhirnya terselesaikan,” kata Dwi di suaraindonesia.co.id.
Dijelaskannya, permintaan petani kepada Distributor untuk memindahkan kiosnya. Sebab kios sebelumnya dinilai memiliki pelayanan yang buruk.
Katanya, para petani ingin pindah ke kios yang lebih dekat dan pelayanannya lebih baik.
“Kami menilai seperti yang dikatakan petani, selama ini masih terjadi ketidak singkronan data, antara data petani dengan realisasi pupuk bersubsidi di lapangan,” ujarnya.
Di sisi lain, AKBP Bimo Ariyanto, Kapolres Bondowoso, mengakui sempat terjadi perdebatan antara kelompok tani dengan pihak Distributor.
“Kelompok tani menyampaikan kekecewaannya terhadap distributor CV Karunia, karena masih ada petani yang belum terjangkau kebutuhan pupuk bersubsidi. Distriutor kemudian menindaklanjuti usulan kelompok tani dengan membuat pernyataan tertutup yang ditandatangani oleh kelompok tani Desa Suling Wetan, Distributor dan BPP,” tambahnya.
Selain itu, lanjut AKBP Bimo, Kelompok Tani Desa Suling Wetan juga ingin memindahkan kiosnya dari Kios Cahaya Tani Desa Cermee ke kios Bintang Sembilan Desa Kulon Suling.
Dikatakannya, selama ini di Desa Suling Kulon belum terdapat kios pupuk bersubsidi sehingga alokasi pupuk untuk petani tidak bisa ditebus di kios Cahaya Tani di Desa Cermee.
“Petani juga meminta agar data e-RDKK penerima pupuk bersubsidi di Desa Suling Kulon diperbarui kembali pada tahun 2024 agar datanya benar dan tidak ada lagi petani yang tidak tercatat sebagai penerima pupuk bersubsidi seperti tahun 2023,” ujarnya.***
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : Wildan Muklishah |
Komentar & Reaksi