SUARA INDONESIA

Sempat Merasa Kurang Enak Badan, PPS di Sidoarjo Meninggal Dunia, Bupati: Jadikan Pembelajaran 

Amrizal Zulkarnain - 21 February 2024 | 17:02 - Dibaca 1.07k kali
Peristiwa Sempat Merasa Kurang Enak Badan, PPS di Sidoarjo Meninggal Dunia, Bupati: Jadikan Pembelajaran 
Bupati Sidoarjo Ahmad Mudhlor Ali, bersama Jajaran KPU Sidoarjo saat ta'ziah dirumah almarhum PPS meninggal dunia H. Sutony. (Rizal/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, SIDOARJO - Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Lebo Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, bernama Sutony (64), meninggal dunia usai mendapat perawatan intensif di rumah sakit Delta Surya, pada Rabu (21/2/2024).

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, saat ta'ziah dirumah almarhum Sutony, menyampaikan belasungkawa yang sangat mendalam atas peristiwa tersebut. Hal ini menjadi pembelajaran untuk perbaikan kedepan. 

"Belasungkawa saya haturkan, bersama dengan KPU Sidoarjo dan semua stakeholder yang hadir, hal ini kita jadikan satu pelajaran tersendiri yang ujungnya adalah perbaikan bagi Kabupaten Sidoarjo di semua lini dan sebagainya," tandasnya.

Terpisah, Komisioner KPU Sidoarjo Divisi Teknis Penyelenggaraan, Ana Aziza, mengatakan bahwa ketika Almarhum sedang menjalankan tugas penghitungan suara di Kecamatan, beliau sempat merasa kurang enak badan.

"Waktu itu Almarhum Sutony, disaat melaksanakan pleno rekapitulasi penghitungan suara di Kecamatan Sidoarjo, ia mengeluh kurang enak badan kepada rekan-rekannya," ujar Ana Aziza, saat dihubungi melalui pesan WhatsApp.

Kemudian, rekan-rekannya yang juga dilokasi Kecamatan mengizinkan Almarhum untuk pulang ke rumah untuk istirahat.

Masi kata Ana, kami dari KPU Sidoarjo pertama kali mendengar kabar bahwa Almarhum Sutony meninggal sekitar pagi tadi.

Pihaknya berharap terhadap rekan-rekan mulai dari PPK dan PPS untuk selalu care satu sama lain untuk mengingatkan waktu makan dan istirahat. 

"Kami juga mengharap Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) mampu mengelola waktu jangan sampai rekapitulasi Kecamatan hingga waktu shubuh," tuturnya.

Pasalnya, tahapan rekapitulasi Kecamatan ini masih panjang, yang sudah dimulai dari 15 Februari hingga selesai 2 Maret.

Ana, perempuan yang religius tersebut saat mendengar meninggalnya PPS Almarhum Sutony, merasa sangat terpukul dan sedih.

"Sedih dan pingin nangis mas, meski kita paham bahwa takdir kematian ditentukan oleh Allah SWT," tandasnya.

Selamat jalan pahlawan demokrasi, jasamu akan selalu kami kenang. Semoga semua lebih menghargai proses pemilu. "Kami sangat berduka," pungkasnya.(*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Amrizal Zulkarnain
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV