SUARA INDONESIA - Amerika Serikat kini tengah menyelidiki kebocoran dokumen rahasia yang membahas rencana Israel untuk menyerang Iran.
Dokumen ini, yang dikonfirmasi keabsahannya oleh seorang pejabat AS, pertama kali dilaporkan oleh media CNN dan Axios, serta diunggah di aplikasi pesan Telegram.
Dokumen tersebut diatribusikan kepada Badan Intelijen Geospasial dan Badan Keamanan Nasional AS, yang menyatakan bahwa Israel sedang memindahkan aset militernya sebagai persiapan serangan balasan terhadap rudal balistik Iran pada 1 Oktober 2024.
Dokumen yang memiliki klasifikasi "sangat rahasia" ini juga dapat diakses oleh aliansi intelijen "Five Eyes," yang melibatkan Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Australia.
Meski demikian, belum ada komentar resmi dari pihak militer Israel terkait bocornya informasi ini.
Dalam penyelidikan yang sedang berjalan, pihak berwenang AS tengah mengkaji apakah kebocoran ini merupakan tindakan disengaja oleh anggota komunitas intelijen atau melalui peretasan pihak luar.
Penyelidikan ini tidak hanya berfokus pada isi dokumen, tetapi juga pada bagaimana dokumen tersebut bocor ke publik.
Salah satu pertanyaan utama yang diajukan adalah apakah dokumen ini bocor secara sengaja oleh seseorang yang memiliki akses atau apakah dokumen ini diperoleh dengan cara peretasan.
Sebuah pejabat AS menegaskan bahwa bagian dari penyelidikan adalah menentukan siapa yang memiliki akses ke dokumen sebelum diunggah ke dunia maya.
Hal ini penting karena kebocoran semacam ini dapat memengaruhi hubungan diplomatik dan memperkeruh situasi geopolitik di Timur Tengah.
Penting untuk dicatat bahwa dokumen yang bocor juga menunjukkan citra satelit dan informasi terkait yang kemungkinan besar diperoleh dari analisis intelijen geospasial.
Hal ini mengingatkan pada kebocoran besar lainnya pada bulan Maret lalu oleh Jack Teixeira, seorang anggota Garda Nasional Udara yang mengungkap informasi rahasia terkait konflik Rusia-Ukraina.
Tewasnya Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, menjadi momentum penting yang dimanfaatkan AS untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.
Namun, meski AS telah memperingatkan agar Israel tidak memperluas operasinya ke Lebanon utara, Israel bersikukuh bahwa serangan rudal Iran tidak akan dibiarkan tanpa balasan.
Hal ini menimbulkan ketegangan yang dapat memicu konflik regional lebih luas, sesuatu yang dihindari oleh pihak AS.
Dalam sebuah pernyataan singkat, Pentagon hanya menyatakan bahwa mereka mengetahui kebocoran dokumen ini, namun tidak memberikan detail lebih lanjut.
Di sisi lain, militer Israel belum memberikan komentar resmi terkait bocoran dokumen ini.
Kebocoran ini berpotensi memperburuk ketegangan di Timur Tengah, terutama karena dokumen tersebut melibatkan rencana militer yang sensitif antara Israel dan Iran.
Selain itu, adanya keterlibatan pihak ketiga seperti aliansi "Five Eyes" membuat kebocoran ini menjadi masalah internasional yang lebih kompleks.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Aditya Mulawarman |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi