SUARA INDONESIA, NGAWI - Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar Mahfud melakukan penyelidikan atas beredarnya video deklarasi kades di Ngawi, Jawa Timur. TPD minta, Bawaslu harus membongkar siapa dibalik dalang deklarasi yang sempat viral di media sosial itu.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan, Jawa Timur, Budi Sulistyono mengatakan, bahwa pihaknya melalui advokasi TPD Ganjar Mahfud sudah mendapatkan bukti-bukti yang ada, dari bukti itu didapat ada dugaan intervensi dari oknum kepolisian agar kades melakukan deklarasi.
"Setelah ditelusuri, pembuatan video dukungan Capres-Cawapres 02 diduga diintimidasi atau ada pemaksaan yang dilakuan oleh oknum kepolisian," kata mantan bupati Ngawi dua periode yang akrab disapa Kanang, Minggu (11/2/2024).
Kanang menegaskan, soal kades mempunyai pilihan sesuai keinginannya, bagi Kanang tidak ada masalah. Namun kata dia, menyatakan secara vulgar apalagi sengaja disebarkan melalui media sosial, ini yang menjadi masalah.
"Aturan undang-undang pemilu jelas, bahwa kepala desa harus netral. Ini tidak hanya melanggar pidana, namun norma dan etika juga diacuhkan oleh mereka. Maka kami akan kawal kasus ini hingga tuntas," tegas Kanang.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Ngawi mulai melakukan penyelidikan video dugaan deklarasi dukungan pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) tertentu.
"Sudah masuk register laporan dugaan pelanggaran pemilu," kata Ketua Bawaslu Ngawi Yohanes Pradana Vidya Kusdanarko kepada suaraindonesia.co.id.
Data yang dihimpun Suaraindonesia.co.id, terdapat 5 video deklarasi mendukung salah satu paslon capres-cawapres yang dilakukan oleh perangkat desa di Ngawi. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Ari Hermawan |
| Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi