SUARA INDONESIA

Terdampak Pandemi, Guru Tapak Suci Asal Kota Batu Ini Banting Setir Jadi Petani

Nuril Ayni (mg-103) - 22 February 2021 | 18:02 - Dibaca 2.95k kali
Ekbis Terdampak Pandemi, Guru Tapak Suci Asal Kota Batu Ini Banting Setir Jadi Petani
Guru Ekstrakulikuler Tapak Suci Kota Batu, Mega Triandi. (Foto: ist)

BATU - Pandemi Covid-19 telah hadir di nusantara hampir satu tahun lamanya. Dari awal kehadirannya di Indonesia, sudah banyak masyarakat yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Tidak hanya jutaan dari kaum buruh, melainkan juga dari perangkat suatu instansi pendidikan yang terpaksa dirumahkan.

Semenjak adanya Covid-19, pemerintah mewajibkan siswa untuk belajar di rumah. Kebijakan ini tentunya juga berpengaruh terhadap jumlah tenaga pengajar sekolah di Kota Batu.

Dari kebijakan tersebut, banyak staf, guru honorer, tenaga pengajar ekstrakulikuler dari sekolah yang terpaksa untuk diliburkan. Sehingga mereka harus memutar otak untuk bertahan di masa pandemi.

Mega Triandi, merupakan salah satu dari ribuan orang yang terdampak dari Covid-19. Pria berusia 21 tahun ini adalah salah satu tenaga pengajar ekstrakulikuler tapak suci di beberapa sekolah yang ada di Kota Batu. Mulai dari SD, SMP, dan juga SMA.  

Pria asal Dusun Jantur Kota Batu ini, sudah menekuni pekerjaan sebagai guru ekstrakulikuler tapak suci selama tiga tahun belakangan. Selain menjadi tenaga ajar ekstrakulikuler, ia juga sering mengikuti turnamen tapak suci tingkat kota.

Namun, masa pandemi menyebabkan kegiatan yang biasa dilakukannya harus terhenti. Hal tersebut menyebabkan ia tidak mendapatkan pemasukan dari pekerjaan yang biasa dilakukannya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Mega Triandi memilih menjadi petani dan mulai bercocok tanam sayuran.

"Saya kira bercocok tanam dimasa pandemi menjadi pilihan terbaik. Selain tidak mengharuskan berkumpul bersama banyak orang, saya juga leluasa tidak terikat kerja pada siapapun," kata Mega Triandi kepada suaraindonesia.co.id, Senin (22/02/2021).

Dari hasil pertanian yang ia kerjakan, ternyata mampu untuk memenuhi kebutuhan dimasa pandemi. Bahkan ia sudah mampu untuk membeli sebuah motor dari hasil panen tanaman sayurnya. 

Mega Triandi mengatakan, meskipun ia kini sibuk dengan berrcocok tanam, hal tersebut tidak membuatnya melupakan perannya sebagai atlet tapak suci. Saat senggang Ia memilih untuk tetap berlatih walaupun hanya dirumah.

"Ya jangan sampai berhenti untuk berlatih, itung-itung untuk menjaga kebugaran tubuh. Dan suatu saat ketika pandemi menurun dan sekolah kembali membuka ekstrakulikuler saya harus siap," ujar Mega Triandi.

Ia berharap pandemi segera berakhir dan kegiatan untuk atlet tapak suci dan juga lainnya mendapatkan perannya kembali.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Nuril Ayni (mg-103)
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya