SURABAYA - PT Pegadaian terus menjaga komitmen membantu kebutuhan masyarakat luas. Aksi sosial "Mengetuk Pintu Langit" di bulan Juni 2022 digencarkan dengan mengucurkan dana sosial sebesar Rp280 juta.
Kucuran dana ini untuk kebutuhan pembelian makanan yang disalurkan ke masjid, panti asuhan dan tukang becak, serta orang-orang yang membutuhkan.
"Program ini namanya Mengetuk Pintu Langit, kami (Pegadaian) ingin berbagi kepada masyarakat," kata Plh. Kabag CSR PT Pegadaian Kantor Wilayah XII Surabaya, Rahayu Lukita Oktavianti,
Rahayu mengatakan, program ini sebenarnya dari pusat, Pegadaian Kanwil Surabaya telah melakukan dengan baik. Setiap Jumat, tim Pegadaian yang berada di cabang melakukan pembagian nasi bungkus kepada masyarakat secara langsung. Setiap cabang akan mengeluarkan anggaran sebesar Rp1 juta/minggu untuk program Mengetuk Pintu langit.
"Ada 70 cabang yang melakukan kegiatan ini di Jawa Timur. Jadi total dana yang dikeluarkan untuk Juni 2022 ini sekitar Rp280 juta," ujarnya.
Dengan program ini, lanjut dia, masyarakat semakin dekat dengan Pegadaian. Jika ada produk-produk baru, Pegadaian dengan mudah akan memberitahukan secara langsung kepada masyarakat. Sebab ada keterikatan secara tidak langsung yang terjadi.
"Tentunya harapan saya Pegadaian semakin dikenal masyarakat, kita juga akan mudah untuk memberitahukan produk-produk baru yang dikeluarkan," papar dia.
Sementara Humas Protokol PT Pegadaian Kantor Wilayah XII Surabaya, Berry Febrio Silvio Pariela menyampaikan, kegiatan berbagi ini sebagai bentuk penyaluran CSR yang dimiliki Pegadaian.
"Kegiatan membagikan makanan siap saji ini dilakuakn di beberapa cabang, dan sekarang menjadi kegiatan perusahaan karena ada nilai positifnya," ungkap Berry.
Secara umum program tersebut meliputi tiga pilar yaitu peningkatan pendidikan, pelestarian lingkungan dan pengembangan UMKM.
"Kami selalu peduli kepada masyarakat, karena Pegadaian ada untuk dekat dengan warga," imbuhnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Lukman Hadi |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi