SITUBONDO - Menjelang perayaan hari raya Idul Adha 1443 Hijrah jatuh pada tanggal 9 Juli 2022 mendatang, harga daging sapi justru terjun bebas. Yakni di harga Rp110 ribu padahal sebelumnya bisa mencapai Rp150 ribu per-kilogram.
Hal tersebut diakui oleh Hj. Han, salah satu pedagang daging sapi di Pasar Panji, Situbondo.
Menurutnya anjloknya harga daging sapi itu disebabkan oleh wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang merebak di Kota Santri Pancasila, sehingga masyarakat takut untuk mengkonsumsi daging sapi.
"Semenjak PMK ini terus mengalami penurunan," ucapnya. Rabu (6/7/2022).
Selain harganya anjlok, kata Hj.Han pembeli juga sepi. Dirinya mengaku, dalam sehari hanya mampu menjual sekitar 10 kg hingga 15 kg daging sapi.
"Kita hanya mampu menjual 10 sampai 15 kilogram daging saja mas. Padahal sebelum ada PMK saya bisa menjual sekitar 100 kilogram daging sapi," cetusnya.
Sehingga perempuan berusia 50 tahun ini meminta kepada pemerintah daerah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa mengkonsumsi daging sapi di tengah wabah PMK itu aman.
"Dengan begitu masyarakat tidak takut makan daging sapi. Sekarang ini mas, orang mau beli daging sapi takut ken virus PMK, orang mau hajatan takut PMK, orang makan bakso takut PMK. Padahal daging sapi yang saya jual ini bebas PMK," imbuh Hj. Han.
Di tempat yang sama, Yanti, salah satu pedagang daging kambing menyampaikan, adanya wabah PMK sama sekali tidak berdampak terhadap harga daging kambing. Yakni tetap stabil di angka Rp160 ribu per-kilogram.
"Pembeli juga alhamdulilah masih normal. Mungkin mereka menganggap yang kenak PMK itu sapi semua," ujarnya sambil melayani pembeli.
Untuk diketahui, menjelang hari raya Idul Adha 1443 Hijriah, Sabtu 9 Juli 2022, harga daging ayam potong di Situbondo juga mulai merangkak naik.
Yaitu di harga Rp.38 ribu per-kilogram. Padahal dua hari yang lalu masih di angka Rp36 ribu per-kilogram.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syamsuri |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi